1. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI INDONEISA
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusuri pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi ddi Indonesia dapat di temui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Socitey yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda menganlkan sistem pembukuan berpasangan (Double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan ole h luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda yang merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selam era ini (Diga dan Yunus 1997).
Kegiatan ekonomi pada masa penjajahan meningkat cepat selama tahun 1800an awal tahun 1900an. Hal ini ditandai dengan dihapuskannya tanam paksa sehingga pengusaha Belanda banyak yang menanamkan modalnya di Indonesia. Peningkatan kegiatan ekonomi mendorong munculnya permintaan akan tenaga akuntan dan juru buku yang terlatih. Akibatnya, fungsi auditing mulai mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1907 (Soemarso 1995). Peluang terhadap kebutuhan audit ini akhirnya diambil oleh akuntan Belanda dan Inggris yang masuk ke Indonesia untuk membantu kegiatan administrasi di perusahaan tekstil dan perusahaan manufaktur (Yunus 1990). Intrernal auditor yagn pertama kali datang di Indonesia adalah J.W Labrijn yang sudah berada di Indonesia pada tahun 1896 dan orang pertama yang melaksanakan pekerjaan audit (menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan) adalah Van Schagen yang dikirim ke Indonesia pada tahun 1907 (Soemarso 1995).
Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara-Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soemarso 1995). Akuntan public yang pertama adalah Frese dan Hogeweg yang mendirikan kantor di Indonesia pada tahun 1918. pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y. Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995). Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan public. Orang Indonesia pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD. Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemasro 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indoenesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Sampai tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soemarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih diggunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda.
Nasionalisasi atas perusahaan yagn dimiliki Belanda dan pindahnya orang-orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).
Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama yang terjadi di lembaga pemerintah. Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan tinggi yang menawarkan pendidikan akuntansi-seperti oembukaan jurusan akuntansi di Universitas Indonesia 1952, Institut Ilmu Keuangan (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara-STAN) 1990, Universitas Padjajaran 1960, Univeritas Sumatra Utara 1960, Universitas Airlangga 1960 dan Universitas Gajah Mada 1964 (Soemarso 1995) telah mendorong pergantian praktik akuntansi model Belanda dengan model Amerika pada tahun 1960 (ADB 2003). Selanjutnya, pada tahun 1970 semua lembaga harus mengadopsi sistem akuntansi model Amerika (Diga dan Yunus 1997).
Pada pertengahan tahun 1980an, sekelompok tehnokrat muncul dan memiliki kepedulian terhadap reformasi ekonomi dan akuntansi. Kelompok terebut berusaha untuk menciptakan ekonomi yang lebih kompetetif dan lebh berorentasi pada pasar – dengan dukungan praktik akutansi lebih baik. Kebijakan kelompok tersebut memeperoleh dukungan yang kuta dari investor asing dan lembaga-lembaga internasional (Rosser 1990). Sebelum perbaikan pasar model dan pengenalan reformasi akuntansi tahun 1980an dan awal 1990an, dalam praktik banyak ditemui perusahaan yang memiliki tiga jenis pembukuan – satu untuk menunjukkan gambaran sebenarnya dari perusahaan dan untuk dasar pengambilan keputusan; satu untuk menunjukkan hasil yang positif dengan maksud agar dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman/ kredit dari bank domestic dan asing; dan satu lagi yang menunjukkan hasil negative (rugi) untuk tujuan pajak (Kwik 1994).
Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan keuangan yang dapat mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor. Sekandal pertama adalah kasus Bank Duta (bank swasta yang dimiliki oleh tiga yayasan yagn dikendalikan presiden Suharto). Bank Duta Go Public pada tahun 1990 tetapi gagal mengungkapkan kerugian yang jumlah besar (ADB 2003). Bank Duta juga tidak menginformasi semua informasi kepada Bapepam, auditornya atau underwriternya tentang masalah tersebut. Celakanya, auditor Bank Duta mengeluarkan wajar tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh kasus Plaza Indonesia Realty (Pertengahan 1992) dan Barito Pacific Timber (1993). Rosser (1999) mengatakan bahwa bagi pemerintah Indonesia, kualitas pelaporan keuangan harus diperbaiki jika memang pemerintah menginginkan adanya transformasi pasar modal dari model “casino” mejadi model yang dapat memobilisasi aliran investasi jangka panjang.
Bewrbagai skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan badan berwenang untuk mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan pelaporan keuangan. Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi seperangkat standar akuntansi keuangan (PSAK). Kedua, pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia (Work Bank) melaksanakan proyek Pengembangan Akuntansi yang ditunjuk untuk mengembangakan regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi. Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah membuat barbagai aturan berkaitan dengan akuntansi dalam Undang-undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995 pemerintah memasukkan aspek akuntansi/ pelaporan keuangan kedalam Undang-undang Pasar Modal (Rosser 1999).
Jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan pada pemerintah untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan sampai awal 1998, kebangkrutan konglomerat, collapsenya sistem perbankan, meningnkatnya inflasi dan pengangguran memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF dan melakukan negosiasi atas berbagai paket penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada waktu ini kesalahan secara tidak langsung diarahkan pada buruknya praktik akutansi dan rendahnya kualitas keterbukaan informasi (Tansparancy). Ringkasan perkembangan praktik akuntansi di Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1.
Faktor Linfkungan dan Praktik Akuntansi
PERKEMBANGAN POLITIK DAN SOSIAL PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN AKUNTANSI
ERA KOLONIAL BELANDA (1595-1945) :
· Belanda menguasai Jawa dan kepulauan lain.
· Islam menjadi agama mayoritas
Perusahaan Hindia Belanda (VOC) menguasai perdagangan di Indonesia. Keterlibatan dan aktifitas Pribumi di perdagangan dibatasi dengan ketat. Etnis China diberi hak khusus dibidang perdagangan dan transportasi air
Belanda mengenalkan akuntansi di Indonesia Regulasi akuntansi yang pertama dikeluarkan tahun 1642 oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda. Regulasi terebut mengatur administrasi Kas dan Piutang (Abdil Kadir 1982)
ERA SUKARNO (1945-1966) :
Indonesia memperoleh kemerdekaan. Kepemimpinan presiden Soekarni dekat dengan pemerintah Cina (RRC). Tahun 1965 terjadi usaha kudeta oleh komunis yang berhasil digagalkan dan mendorong peran militer.
Dominasi perdagangan oleh Belanda dan China mendorong munculnya ketidak adilan di masyarakat. Akhirnya, Indonesia memilih pendekatan sosialis dalam pembangunan yang ditandai dengan dominasi peran Negara. Tahun 1958, semua perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan warga Negara Belanda keluar dari Indonesia.
Akademi lulusan Amerika mengisi kekosongan posisi akuntan dan sistem akuntansi dan auditing Amerika dikenalkan di Indonesia. Baik akuntansi model Belanda maupun Amerika digunakan secara bersama. Ikatan Akuntansi Indonesia didirikan tahun 1957 untuk memberi pedoman dan untuk mengkoordinasi aktivitas akuntan.
ERA SUHARTO (1966-1998) :
Suharto menjadi Presiden tahun 1966 dengan pendekatan kebijakan ekonomi dan politik yang konservatif
Dibawah kepemimpinan Suharto, pembangunan ekonomi didasarkan pada pendekatan kapitalis. Investor asing didorong dan tahun 1967 dikeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing yang menghasilkan munculnya perusahaan asing
Tahun 1997-1998 Krisis Keuangan Asia menimpa Indonesia dan banyak perusahaan yang bangkrut.
Terjadi transfer pengetahuan dan keahlian akuntansi secara langsung dari kantor pusat perusahaan asing kepada karyawan Indonesia dan secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas bisnis.
Tahun 1973, IAI mengadopsi seperangkat prinsip akuntansi dan standar auditing serta professional code of conduct. Prinsip-prinsip akuntansi didasarkan pada pedoman akuntansi yang dipublikasikan AICPA tahun 1965.
Standar akuntansi internasional diadopsi tahun 1995
ERA SETELAH SUHARTO (SETELAH 1998) :
Suharto dipaksa mengundurkan diri pada tahun 1998
Indonesia berjuang dari kesulitan ekonomi dan stabilitas sosial.
Regulasi diperketat untuk memperbaiki pengungkapa informasi.
2. PERKEMBANGAN ORGANISASI PROFESI AKUNTANSI
Sampai dengan tahun 1950an, di Indonesia belum ada profesi akuntansi lulusan universitas lokakl. Hampir semua akuntan memiliki kualifikasi proffesional yang berasal dari Belanda. Munculnya Undang-Undang No. 34/ 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan merupakan fondasi lahirnya akuntan yang berasal dari universitas lokal. Pada tahun 1957, kelompok pertama mahasiswa akuntansi lulus dari Universitas Indonesia. Namun demikian, kantor akuntan public milik orang Belanda tidak mengakui kualifikasi mereka. Atas dasar kenyataan tersebut, akuntan lulusan Universitas Indonesia bersama-sama dengan dengan akuntan senior lulusan Belanda mendirikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957. professor Soemarjo Tjitrosidojo – akademisi berpendidikan Belanda adalah Ketua Umum IAI yang pertama (Yunus 1990). Tujuan didirikannya IAI ini antara lain mempromosikan status profesi akuntansi, mendukung pembangunan nasional dan meningkatkan keahlian serta kompetensi akuntan.
Selama tahun 1960an, menurunnya peran kegiatan keuangan mengakibatkan penurunan permintaan jasa akuntansi dan kondisi ini berpengaruh pada perkembangan profesi akuntansi di Indonesia. Namun demikian, perubahan kondisi ekonomi dan politik yang terjadi pada akhir era tersebut, telah mendorong pertumbuhan profesi akuntansi. Profesi akuntansi mulai berkembang cepat sejak tahun 1967 yaitu setelah dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri 1968 (Soemarso 1995). Usaha profesionalisasi IAI mendapat sambutan ketika dilaksanakan konvensi akuntansi yang pertama yaitu pada tahun 1969. hal ini terutama disebabkan oleh adanya Surat Keputusan Menteri Keuangan yang mewajibkan akuntan bersertifikat menjadi anggota IAI (ADB 2003)
Pada tahun 1973, IAI membentuk “Komite Norma Pemeriksaan Akuntan” (KNPA) untuk mendukung terciptanya perbaikan ujian akuntansi (Bahciar 2001). Yayasan Pengembangan Ilmu Akuntansi Indonesia (YPAI) didirikan pada tahun 1974 untuk mendukung pengembangan profesi melalui program pelatihan dan kegiatan penelitian. Selanjutnya pada tahun 1985 dibentuk Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi (TKPA). Kegitan TKPA ini didukung sepenuhnya oleh IAI dan didanai oleh Bank Dunia sampai berakhir tahun 1993. misinya adalah untuk mengembangkan pendidikan akuntansi, profesi akuntansi, standar profesi dank ode etik profesi.
Kemajuan selanjutnya dapat dilihat pada tahun 1990an ketika Bank Dunia mensponsori Proyek Pengembangan Akunatan (PPA). Melalui proyek ini, berbagai standar akuntansi dan auditing dikembangkan, standar profesi diperkuat dan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) mulai dikenalkan. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik berstandar Internasional diberlakukan sebagai syarat wajib bagi akuntan publik yang berpraktik sejak tahun 1997 (akuntan yang sudah berpraktik sebagai akuntan public selama 1997 tidak wajib mengikuti USAP). Pengenalan USAP ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Hal ini dapat dilihat SK Menteri Keuangan No. 43/ KMK. 017/ 1997 yang berisi ketentuan tentang prosedur perizinan, pengawasan, dan sanksi bagi akuntan public yang bermasalah (SK ini kemudian diganti dengan SK No. 470/ kmk.017/ 1999).
Empat pupluh lima tahun setelah pendirian, IAI berkembang menjadi organisasi profesi yang diakui keberadaanya di Indonesia dan berprofesi sebagai akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidikan dan akuntan pemerintahan.
Profesi akuntansi menjadi sorotan publik ketika terjadi krisis keuangan di Asia pada tahun 1997 yang ditandai dengan bangkrutnya berbagai perusahaan dan Bank di Indonesia. Hal ini disebabkan perusahaan yang mengalami kebangkrutan tersebut, banyak yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian (unqualified audit opinions) dari akuntan publik. Pada bulan Juni 1998 Asian Devloment Bank (ADB) menyetujui Financial Governance Reform Sector Develoment Program (FGRSDP) untuk mendukung usaha pemerintah mempromosikan dan memperkuat proses pengelolaan perusahaan (governance) di sektor public dan keuangan. Kebijakan FGRSDP yang disetujui pemerintah adalah usaha untuk menyusun peraturan yang membuat :
1) Auditor bertanggung jawab atas kelalaian dalam melaksanakan audit
2) Direktur bertanggung jawab atas informasi yang salah dalam laporan keuangan dan informasi publik lainnya.
Tahun 2001, Departemen Keuangan mengeluarkan Draft Akademik tentang Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik yang baru. Dalam draft ini disebutkan bahwa tujuan dibenetuknya UU Akuntan Publik adalah :
a) Melindungi kepercayaan publik yang diberikan kepada akuntan public.
b) Memberikan kerangka hukum yang lebih jelas bagi akuntan publik.
c) Mendukung pembangunan ekonomi nasional dan menyiapkan akuntan dalam menyongsong era liberalisasi jasa akuntan publik.
Hal penting dalam RUU AP ini adalah ketentuan yang menyebutkan bahwa akuntan publik dan kantor akuntan public dapat dituntut dengan sanksi pidana.
ref:dosen-go2blog.weebly.com/uploads/2/1/
Rabu, 05 Januari 2011
PENGARUH LINGKUNGAN DALAM AKUNTANSI
BENTUK CAMPUR TANGAN INTERNASIONAL
Ketika perusahaan memulai melakukan ekspansi keluar pasar domestik, mereka biasanya berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan ekspor dan impor. Barang-barang ekspor di kirim keluar negeri dan barang impor dibawa masuk ke dalam negeri.ekspor dan impor juga melibatkan jasa seperti juga barang. Jasa ekspor lebih condong kepada pendapatan yang didapatkan dari jasa ekspor.Sebagai contoh campur tangan internasional, jika KPMG mengirim auditor dari luar negeri untk melakukan audit atas mendapatkan bayaran, pekerjaan tersebut termasuk sebagai jasa ekspor. Sedangkan bagi negeri tempat audit itu dilaksanakan hal tersebut termasuk jasa impor. Dimana hal tersebut menghasilkan aliran kas ke negara pengekspor. Sebagai contoh lainnya adalah jasa travel, pariwisata dan transportasi.
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Berbagai macam penjelasan mengenai perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional. Paling banyak disebut sebagai Multi Nasional Enterprises (MNEs), yang merujuk atau mengarah ke arah perusahaan yang mempunyai pandangan internasional dalam produksinya, sumber dari bahan mentah dan komponen dan yang terakhir adalah pasar internasional. Tidak ada konsensus/ukuran khusus sebuah perusahaan dikatakan sebagai perusahaan berskala internasional dari segi penjualan, aset, pendapatan maupun jumlah pegawai. Tapi jika ada saja faktor yang kurang 10% dari indikator tersebut perusahaan tersebut mungkin didiskualifikasi dari grup elit MNEs.
MNEs RAKSASA
Ini susah diidentifikasi,MNEs terbesar didunia karena perbedaan definisi dari ukuran. Dua hal yang sering dijadikan ukuran adalah nilai pasar dan penjualan. Sebagai tambahan, seperti laba dan keuntngan dari pemegang saham. Sering digunakan sebagai ukuran dari sebuah perusahaan dikatakan sebagai perusahaan berskala internasional. Perusahaan amerika serikat yang mendominasi daftar perusahaan terbesar di dunia. Dalam Business Week 1000 perusahaan global terbesar di dunia, 423 adalah perusahaan yang berasal dari AS, kemudian disusul oleh Jepang sebanyak 137 dan Inggris di urutan ke 3 dengan 73 perusahaan. Meskipun MNEs terbesar paling sering dikenali dan dibicarakan, tetapi sebuah perusahaan tidak harus menjadi perusahaan besar untuk berkecimpung di dalam bisnis internasional.
ALASAN-ALASAN PERUSAHAAN BERKEMBANG SEBAGAI MULTINASIONAL
Alasan-alasan sebuah perusahaan untuk berkembang secara global seperti perusahaan multinasional, tergantung pada se-efektif mana manajemen menghadapi dua dimensi yang saling mempengaruhi, yaitu: lingkungan eksternal dan kemampuan internasional perusahaan tersebut.
PENGARUH HAMBATAN LINGKUNGAN.
Hambatan lingkungan sangat mempengaruhi bagian-bagian dari proses manajemen, sehingga mengakibatkan pengaruh yang besar pada manajemen, ke-efektifan manajemen yang menentukan efisiensi sebuah bisnis. Hambatan lingkungan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu: bidang pendidikan, bidang sosial-budaya, bidang politik dan hukum, serta bidang ekonomi.
PENGARUH LINGKUNGAN DALAM AKUNTANSI.
Kita telah menganalisa asal dari akuntansi dan bisnis internasional. Mari kita fokus lebih dalam lagi ke dalam faktor ligkungan lokal dan internasional yang mempengaruhi akuntansi. Dalam tingkat yang lebih luas, akuntansi perusahaan dan pengungkapan informasi praktis dipengaruhi oleh berbagai macam variasi dari segi ekonomi, sosial maupun politik. Hal ini termasuk sifat dari kepemilikan perusahaan, aktivitas bisnis, sember keuangan, eksistensi dari profesi akuntansi itu sendiri, kondisi dari penelitian dan pendidikan akuntansi, sifat dari iklim politik, iklim sosial, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, sifat dari hukum itu sendiri dan yang terakhir adalah sifat peraturan akuntansi itu sendiri.
Sifat asli dari sistem akuntansi dalam skala negara bervariasi relatif tergantung dai pengaruh lingkungan. Dalam tambahan pengarh dari tradisi (sosial dan nasional) dalam tradisi akuntansi dan praktik perlu dimasukan ke dalam akun. Faktor internasional juga membawa perubahan dalam lingkungan yang menciptakan harmoni dalam akuntansi internasional. Salah satu faktor internasional penting adlah pengaruh dari koloni/ negara serikat. Negara yang bekas jajahan inggris biasanya menggunakan pendekatan akuntansi inggris, begitu pula dengan negara bekas jajahan Prancis. Sebagai tambahan, keanggotaan dalam perdagangan antar blok regional seperti Uni Eropa. Sering memberikan hasil dalam pemusatan standar akuntansi dalam negara yang tergabung dalam blok. Akhirna UU akuntansi internasional dan organisais intern yang berdedikasi untuk bergabung dalam standar akauntansi dunia bekerja keras untuk membereskan masalah ini. Sehingga investor bisa mengambil keputusan berdasarkan standar akuntansi beraku umum dan praktis yang berlaku diseluruh dunia.
§ Dalam hal bentuk kepemilikan perusahaan, kebutuhan akan akuntabilitas dan pengungkapan terhadap publik akan lebih besar pada perusahaan terbatas daripada perusahaan perseorangan.
§ Sumber pendanaan perusahaan yang diperoleh dari pemegang saham eksternal akan mengakibatkan keperluan yang lebih besar untuk akuntabilitas dan pengungkapan informasi ketimbang pada perusahaan yang pendanaannya berasal dari modal sendiri atau pinjaman bank.
§ Perpajakan adalah faktor yang sangat penting ketika sebuah sistem akuntansi berada pada negara-negara yang ketat sistem dan hukum perpajakannya.
§ Dimana suatu negara memiliki profesi akuntan yang sangat berkembang, maka disana akan cenderung terdapat penilaian sistem akuntansi publik yang lebih berkembang.
§ Perkembangan profesi akuntansi juga sangat tergantung pada adanya infrastruktur yang baik untuk pendidikan dan riset akuntansi.
§ Sistem politik mempengaruhi sistem akuntansi dalam halnya akuntansi akan merefleksikan filosofi dan objektifitas sistem politik negara masing-masing.
§ Iklim sosial akan berpengaruh pada bagaimana cara penyampaian dan konsultasi terhadap para karyawan tentang permasalahan lingkungan.
§ Bentuk perkembangan ekonomi negara sangat berpengaruh, seperti terdapat perbedaan yang signifikan antara negara agraris dan negara industrial.
§ Inflasi biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi dan akan mempengaruhi sistem akuntansi dalam hal penilaian biaya.
§ Peraturan perundang-undangan dan hukum juga akan berpengaruh pada sistem akuntansi.
§ Faktor internasional mempengaruhi sistem akuntansi dalam hal bagaimana perubahan lingkungan dapat menciptakan keharmonisan dalam akuntansi internasional.
Pada dasarnya, pengaruh dari berbagai faktor ini adlah dinamis dan bervariasi antar negara dalam kurun waktu yang bervariasi juga. Selain itu, proses evaluasi dari berbagai kompleksitas tampaknya muncul dari hasil kera yang tercermi dalam bertambahnya pengaruh aktivitas perdagangan internasional dan regional. Hal ini termasuk aktivitas MNEs dan organisasi internasional lainnya seperti UN (United Nation), Organization of Economic Corporation and Development (OECD) dan Uni Eropa. Dalam konteks Eropa, Uni Eropa khususnya berpengaruh secara signifikan dalam berbagai keputusan dalam penyelarasan akuntansi dan pengungkapan informasi menjadi legal dan tidak dipaksakan melalui proses pengimplementasian dalam hukum nasional dari negara anggota.
Sistem akuntansi dalam kecendrungan ekonomi sosialis sedikit berbeda dari mereka yang mengembangkan pasar ekonomi seperti negara-negara Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa. Di negara mantan penganut sistem ekonomi sosialis seperti Rusia dan Eropa Timur. Sebagai contoh akuntansi; adalah proses pembuatan transisi ke arah pendekatan pasar. Sejauh akun umum dan membuat laporan dalam pasar ekonomi jika diperdulikan. Hal ini berbeda dengan yang diterapkan di negara yang tidak menganut paham sosialis.
http://dedysuarjaya.blogspot.com
Ketika perusahaan memulai melakukan ekspansi keluar pasar domestik, mereka biasanya berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan ekspor dan impor. Barang-barang ekspor di kirim keluar negeri dan barang impor dibawa masuk ke dalam negeri.ekspor dan impor juga melibatkan jasa seperti juga barang. Jasa ekspor lebih condong kepada pendapatan yang didapatkan dari jasa ekspor.Sebagai contoh campur tangan internasional, jika KPMG mengirim auditor dari luar negeri untk melakukan audit atas mendapatkan bayaran, pekerjaan tersebut termasuk sebagai jasa ekspor. Sedangkan bagi negeri tempat audit itu dilaksanakan hal tersebut termasuk jasa impor. Dimana hal tersebut menghasilkan aliran kas ke negara pengekspor. Sebagai contoh lainnya adalah jasa travel, pariwisata dan transportasi.
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Berbagai macam penjelasan mengenai perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional. Paling banyak disebut sebagai Multi Nasional Enterprises (MNEs), yang merujuk atau mengarah ke arah perusahaan yang mempunyai pandangan internasional dalam produksinya, sumber dari bahan mentah dan komponen dan yang terakhir adalah pasar internasional. Tidak ada konsensus/ukuran khusus sebuah perusahaan dikatakan sebagai perusahaan berskala internasional dari segi penjualan, aset, pendapatan maupun jumlah pegawai. Tapi jika ada saja faktor yang kurang 10% dari indikator tersebut perusahaan tersebut mungkin didiskualifikasi dari grup elit MNEs.
MNEs RAKSASA
Ini susah diidentifikasi,MNEs terbesar didunia karena perbedaan definisi dari ukuran. Dua hal yang sering dijadikan ukuran adalah nilai pasar dan penjualan. Sebagai tambahan, seperti laba dan keuntngan dari pemegang saham. Sering digunakan sebagai ukuran dari sebuah perusahaan dikatakan sebagai perusahaan berskala internasional. Perusahaan amerika serikat yang mendominasi daftar perusahaan terbesar di dunia. Dalam Business Week 1000 perusahaan global terbesar di dunia, 423 adalah perusahaan yang berasal dari AS, kemudian disusul oleh Jepang sebanyak 137 dan Inggris di urutan ke 3 dengan 73 perusahaan. Meskipun MNEs terbesar paling sering dikenali dan dibicarakan, tetapi sebuah perusahaan tidak harus menjadi perusahaan besar untuk berkecimpung di dalam bisnis internasional.
ALASAN-ALASAN PERUSAHAAN BERKEMBANG SEBAGAI MULTINASIONAL
Alasan-alasan sebuah perusahaan untuk berkembang secara global seperti perusahaan multinasional, tergantung pada se-efektif mana manajemen menghadapi dua dimensi yang saling mempengaruhi, yaitu: lingkungan eksternal dan kemampuan internasional perusahaan tersebut.
PENGARUH HAMBATAN LINGKUNGAN.
Hambatan lingkungan sangat mempengaruhi bagian-bagian dari proses manajemen, sehingga mengakibatkan pengaruh yang besar pada manajemen, ke-efektifan manajemen yang menentukan efisiensi sebuah bisnis. Hambatan lingkungan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu: bidang pendidikan, bidang sosial-budaya, bidang politik dan hukum, serta bidang ekonomi.
PENGARUH LINGKUNGAN DALAM AKUNTANSI.
Kita telah menganalisa asal dari akuntansi dan bisnis internasional. Mari kita fokus lebih dalam lagi ke dalam faktor ligkungan lokal dan internasional yang mempengaruhi akuntansi. Dalam tingkat yang lebih luas, akuntansi perusahaan dan pengungkapan informasi praktis dipengaruhi oleh berbagai macam variasi dari segi ekonomi, sosial maupun politik. Hal ini termasuk sifat dari kepemilikan perusahaan, aktivitas bisnis, sember keuangan, eksistensi dari profesi akuntansi itu sendiri, kondisi dari penelitian dan pendidikan akuntansi, sifat dari iklim politik, iklim sosial, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, sifat dari hukum itu sendiri dan yang terakhir adalah sifat peraturan akuntansi itu sendiri.
Sifat asli dari sistem akuntansi dalam skala negara bervariasi relatif tergantung dai pengaruh lingkungan. Dalam tambahan pengarh dari tradisi (sosial dan nasional) dalam tradisi akuntansi dan praktik perlu dimasukan ke dalam akun. Faktor internasional juga membawa perubahan dalam lingkungan yang menciptakan harmoni dalam akuntansi internasional. Salah satu faktor internasional penting adlah pengaruh dari koloni/ negara serikat. Negara yang bekas jajahan inggris biasanya menggunakan pendekatan akuntansi inggris, begitu pula dengan negara bekas jajahan Prancis. Sebagai tambahan, keanggotaan dalam perdagangan antar blok regional seperti Uni Eropa. Sering memberikan hasil dalam pemusatan standar akuntansi dalam negara yang tergabung dalam blok. Akhirna UU akuntansi internasional dan organisais intern yang berdedikasi untuk bergabung dalam standar akauntansi dunia bekerja keras untuk membereskan masalah ini. Sehingga investor bisa mengambil keputusan berdasarkan standar akuntansi beraku umum dan praktis yang berlaku diseluruh dunia.
§ Dalam hal bentuk kepemilikan perusahaan, kebutuhan akan akuntabilitas dan pengungkapan terhadap publik akan lebih besar pada perusahaan terbatas daripada perusahaan perseorangan.
§ Sumber pendanaan perusahaan yang diperoleh dari pemegang saham eksternal akan mengakibatkan keperluan yang lebih besar untuk akuntabilitas dan pengungkapan informasi ketimbang pada perusahaan yang pendanaannya berasal dari modal sendiri atau pinjaman bank.
§ Perpajakan adalah faktor yang sangat penting ketika sebuah sistem akuntansi berada pada negara-negara yang ketat sistem dan hukum perpajakannya.
§ Dimana suatu negara memiliki profesi akuntan yang sangat berkembang, maka disana akan cenderung terdapat penilaian sistem akuntansi publik yang lebih berkembang.
§ Perkembangan profesi akuntansi juga sangat tergantung pada adanya infrastruktur yang baik untuk pendidikan dan riset akuntansi.
§ Sistem politik mempengaruhi sistem akuntansi dalam halnya akuntansi akan merefleksikan filosofi dan objektifitas sistem politik negara masing-masing.
§ Iklim sosial akan berpengaruh pada bagaimana cara penyampaian dan konsultasi terhadap para karyawan tentang permasalahan lingkungan.
§ Bentuk perkembangan ekonomi negara sangat berpengaruh, seperti terdapat perbedaan yang signifikan antara negara agraris dan negara industrial.
§ Inflasi biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi dan akan mempengaruhi sistem akuntansi dalam hal penilaian biaya.
§ Peraturan perundang-undangan dan hukum juga akan berpengaruh pada sistem akuntansi.
§ Faktor internasional mempengaruhi sistem akuntansi dalam hal bagaimana perubahan lingkungan dapat menciptakan keharmonisan dalam akuntansi internasional.
Pada dasarnya, pengaruh dari berbagai faktor ini adlah dinamis dan bervariasi antar negara dalam kurun waktu yang bervariasi juga. Selain itu, proses evaluasi dari berbagai kompleksitas tampaknya muncul dari hasil kera yang tercermi dalam bertambahnya pengaruh aktivitas perdagangan internasional dan regional. Hal ini termasuk aktivitas MNEs dan organisasi internasional lainnya seperti UN (United Nation), Organization of Economic Corporation and Development (OECD) dan Uni Eropa. Dalam konteks Eropa, Uni Eropa khususnya berpengaruh secara signifikan dalam berbagai keputusan dalam penyelarasan akuntansi dan pengungkapan informasi menjadi legal dan tidak dipaksakan melalui proses pengimplementasian dalam hukum nasional dari negara anggota.
Sistem akuntansi dalam kecendrungan ekonomi sosialis sedikit berbeda dari mereka yang mengembangkan pasar ekonomi seperti negara-negara Amerika Serikat, Jepang dan Uni Eropa. Di negara mantan penganut sistem ekonomi sosialis seperti Rusia dan Eropa Timur. Sebagai contoh akuntansi; adalah proses pembuatan transisi ke arah pendekatan pasar. Sejauh akun umum dan membuat laporan dalam pasar ekonomi jika diperdulikan. Hal ini berbeda dengan yang diterapkan di negara yang tidak menganut paham sosialis.
http://dedysuarjaya.blogspot.com
Akuntansi keuangan akuntansi manajemen
Tujuan dari akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang keadaan keuangan dari aktivitas ke pemegang obligasi dari luar negeri. Kampanye dapat
Saham, dokumen (atau alat) yang hipotek, lembaga keuangan,
Bank, mitra penuh waktu, dll. Jika pihak-pihak yang terlibat dalam pendanaan suatu kegiatan komersial dan karenanya memiliki kepentingan pribadi dalam kepentingan keuangan kegiatan - Dapatkah proyek memenuhi semua kewajibannya! Oleh karena itu, akuntansi keuangan dari pihak-pihak yang telah diperkirakan bahwa nilai finansial dari aktivitas bisnis yang. Ketersediaan manajemen akuntansi, di sisi lain, informasi tentang kondisi keuangan kepada pengelola kegiatan di dalamnya. Informasi seperti itu akan membantu para manajer kegiatan di Departemen Tenaga Kerja, misalnya, di mana harga dapat meningkat, yang memungkinkan untuk memberikan kenaikan gaji, jika demobilisasi dari pekerja sementara, dan sebagainya.
Harus mengikuti petunjuk dari akuntansi keuangan dan peraturan sangat tepat di kompilasi bahan baku (dan informasi) dan menyerahkan formulir terakhir. Standar dan pedoman ini, sanksi internasional dan diterapkan dalam praktek. Sisi lain, dapat disampaikan informasi manajemen akuntansi dengan cara apapun sesuai dengan manajemen tertentu bekerja. Satu-satunya hal yang penting adalah bahwa ia harus membantu para manajer dalam pengambilan keputusan kegiatan yang akan selalu diberitahu tentang aktivitas.
Kebutuhan bisnis perusahaan yang sama dan jenis informasi keuangan, tetapi cara dan rally oleh akan bervariasi dari satu ke aktivitas lainnya. Untuk memahami perbedaan (dan juga persamaan) antara dua konsep, adalah penting untuk memahami hal berikut:
Fokus pada account ke account keuangan untuk periode sebelumnya telah lulus (biasanya satu tahun, yang disebut keuangan tahun), sedangkan fokus pada pertimbangan administratif hadir dan memberikan manajer dengan informasi yang dapat digunakan dalam membuat perkiraan informasi untuk masa depan.
Account disajikan dalam laporan keuangan pada situasi keuangan atau aktivitas perusahaan sebagai penuh. Sementara laporan mengenai pengelolaan rekening masing-masing bagian atau divisi yang terpisah dan di menganalisis posisi dengan status khusus. Karena itu, apapun kegiatan komersial atau perusahaan yang memiliki bagian yang berkaitan dengan account dari salah satu badan saja. Dan dengan itu, setiap divisi atau departemen mengembangkan, menggabungkan account, dan laporan dari manajemen sendiri.
Keuangan rekening untuk kepentingan pemegang obligasi dari luar negeri. Sementara pengelolaan account untuk kepentingan direktur aktivitas dari dalam, dengan kata lain, untuk konsumsi internal. Aturan keuangan account yang diberikan oleh undang-undang dan bahkan, sesuai dengan praktek internasional yang diakui. Sebagai contoh, adalah wajib bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan sesuai dengan praktik internasional. Tidak ada undang-undang atau peraturan tentang pengelolaan account.
Keuangan rekening disajikan ikhtisar dari posisi keuangan dari aktivitas perdagangan untuk jangka waktu tertentu. Karena bertujuan untuk menganalisis, mengevaluasi dan hati-hati memeriksa kinerja oleh masyarakat, termasuk di dalamnya informasi tidak rahasia dan tidak berkualitas. Sisi lain, pengelolaan rekening khusus untuk memberikan informasi yang dapat berguna dalam mengevaluasi setiap perusahaan secara terpisah.
Harus akurat dan benar account keuangan dan sesuai dengan praktik internasional sanksi. Jika akurasi juga berlaku untuk pengelolaan account, tetapi tidak memerlukan tingkat parah. Lebih menekankan pada pertimbangan administrasi keuangan non-informasi, misalnya, waktu kemudahan mesin-mesin, biaya perawatan mesin, produktivitas para pekerja, bekerja shift, dll. Masalah yang biasanya sulit untuk menyatakan dalam hal keuangan, tetapi ada konsekuensi keuangan.
Tetapi ada kesamaan tampak bahwa semua yang disebutkan di atas-berkaitan dengan perbedaan? Keduanya tergantung pada sistem penyampaian informasi account, baik pada aspek keuangan usaha atau perusahaan. Lihat persyaratan Kjbl es (tur). Akuntansi keuangan adalah puncak es blok, terlihat untuk semua orang. Manajemen akuntansi adalah sisa gunung salju; disubsidi bagian yang tidak kelihatan kepada mereka di luar kegiatan atau perusahaan. Adalah untuk mendukung partai, yang itu sendiri merupakan bagian dari gunung es - dalam audit itu sendiri. Administrasi, pada kenyataannya, harus menjadi seluruh gunung salju - dalam arti bahwa dua jenis akuntansi yang bermain peran yang sangat penting dengan cara yang sama seperti yang benar pengelolaan bisnis, atau perusahaan.
http://id.shvoong.com/
Saham, dokumen (atau alat) yang hipotek, lembaga keuangan,
Bank, mitra penuh waktu, dll. Jika pihak-pihak yang terlibat dalam pendanaan suatu kegiatan komersial dan karenanya memiliki kepentingan pribadi dalam kepentingan keuangan kegiatan - Dapatkah proyek memenuhi semua kewajibannya! Oleh karena itu, akuntansi keuangan dari pihak-pihak yang telah diperkirakan bahwa nilai finansial dari aktivitas bisnis yang. Ketersediaan manajemen akuntansi, di sisi lain, informasi tentang kondisi keuangan kepada pengelola kegiatan di dalamnya. Informasi seperti itu akan membantu para manajer kegiatan di Departemen Tenaga Kerja, misalnya, di mana harga dapat meningkat, yang memungkinkan untuk memberikan kenaikan gaji, jika demobilisasi dari pekerja sementara, dan sebagainya.
Harus mengikuti petunjuk dari akuntansi keuangan dan peraturan sangat tepat di kompilasi bahan baku (dan informasi) dan menyerahkan formulir terakhir. Standar dan pedoman ini, sanksi internasional dan diterapkan dalam praktek. Sisi lain, dapat disampaikan informasi manajemen akuntansi dengan cara apapun sesuai dengan manajemen tertentu bekerja. Satu-satunya hal yang penting adalah bahwa ia harus membantu para manajer dalam pengambilan keputusan kegiatan yang akan selalu diberitahu tentang aktivitas.
Kebutuhan bisnis perusahaan yang sama dan jenis informasi keuangan, tetapi cara dan rally oleh akan bervariasi dari satu ke aktivitas lainnya. Untuk memahami perbedaan (dan juga persamaan) antara dua konsep, adalah penting untuk memahami hal berikut:
Fokus pada account ke account keuangan untuk periode sebelumnya telah lulus (biasanya satu tahun, yang disebut keuangan tahun), sedangkan fokus pada pertimbangan administratif hadir dan memberikan manajer dengan informasi yang dapat digunakan dalam membuat perkiraan informasi untuk masa depan.
Account disajikan dalam laporan keuangan pada situasi keuangan atau aktivitas perusahaan sebagai penuh. Sementara laporan mengenai pengelolaan rekening masing-masing bagian atau divisi yang terpisah dan di menganalisis posisi dengan status khusus. Karena itu, apapun kegiatan komersial atau perusahaan yang memiliki bagian yang berkaitan dengan account dari salah satu badan saja. Dan dengan itu, setiap divisi atau departemen mengembangkan, menggabungkan account, dan laporan dari manajemen sendiri.
Keuangan rekening untuk kepentingan pemegang obligasi dari luar negeri. Sementara pengelolaan account untuk kepentingan direktur aktivitas dari dalam, dengan kata lain, untuk konsumsi internal. Aturan keuangan account yang diberikan oleh undang-undang dan bahkan, sesuai dengan praktek internasional yang diakui. Sebagai contoh, adalah wajib bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan sesuai dengan praktik internasional. Tidak ada undang-undang atau peraturan tentang pengelolaan account.
Keuangan rekening disajikan ikhtisar dari posisi keuangan dari aktivitas perdagangan untuk jangka waktu tertentu. Karena bertujuan untuk menganalisis, mengevaluasi dan hati-hati memeriksa kinerja oleh masyarakat, termasuk di dalamnya informasi tidak rahasia dan tidak berkualitas. Sisi lain, pengelolaan rekening khusus untuk memberikan informasi yang dapat berguna dalam mengevaluasi setiap perusahaan secara terpisah.
Harus akurat dan benar account keuangan dan sesuai dengan praktik internasional sanksi. Jika akurasi juga berlaku untuk pengelolaan account, tetapi tidak memerlukan tingkat parah. Lebih menekankan pada pertimbangan administrasi keuangan non-informasi, misalnya, waktu kemudahan mesin-mesin, biaya perawatan mesin, produktivitas para pekerja, bekerja shift, dll. Masalah yang biasanya sulit untuk menyatakan dalam hal keuangan, tetapi ada konsekuensi keuangan.
Tetapi ada kesamaan tampak bahwa semua yang disebutkan di atas-berkaitan dengan perbedaan? Keduanya tergantung pada sistem penyampaian informasi account, baik pada aspek keuangan usaha atau perusahaan. Lihat persyaratan Kjbl es (tur). Akuntansi keuangan adalah puncak es blok, terlihat untuk semua orang. Manajemen akuntansi adalah sisa gunung salju; disubsidi bagian yang tidak kelihatan kepada mereka di luar kegiatan atau perusahaan. Adalah untuk mendukung partai, yang itu sendiri merupakan bagian dari gunung es - dalam audit itu sendiri. Administrasi, pada kenyataannya, harus menjadi seluruh gunung salju - dalam arti bahwa dua jenis akuntansi yang bermain peran yang sangat penting dengan cara yang sama seperti yang benar pengelolaan bisnis, atau perusahaan.
http://id.shvoong.com/
Pengertian dan Penjelasan Dasar Akuntansi - Definisi, Arti, Fungsi dan Kegunaan - Belajar Ilmu Akutansi / Accounting
Pengertian dan Penjelasan Dasar Akuntansi - Definisi, Arti, Fungsi dan Kegunaan - Belajar Ilmu Akutansi / Accounting
Thu, 04/05/2006 - 9:23pm — godam64
A. Pengertian dan Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
B. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
C. Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
* akuntansi
http://organisasi.org
Thu, 04/05/2006 - 9:23pm — godam64
A. Pengertian dan Definisi Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
B. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
C. Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
* akuntansi
http://organisasi.org
Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam UKM Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Peranan Sistem Informasi Akuntansi dalam UKM Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Filed under: Uncategorized by soma28 — Tinggalkan komentar
November 13, 2010
UKM Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
PADA pertengahan 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang menyebabkan jatuhnya perekonomian secara makro. Banyak perusahaan besar yang merupakan jantung perekonomian mengalami kebangkrutan, pabrik mengurangi pegawai, bahkan sampai stop beroperasi. Imbasnya, roda perekonomian mandek meski masih berputar.
Siapa yang mampu membuat roda itu tetap ber-putar?Temyata pengusaha kecil dan menengah yang melakukan itu. Memang tidak bisa disangkal bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan penyelamat bagi kita semua. Seperti yang dikatakan Deputi Sekjen ASEAN Sundram Pushpanathan di Jakarta saat workshop mengenai prospek ekonomi Asia Tenggara dan Amerika Latin beberapa waktu lalu, sektor UKM perlu ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi negara. Sektor UKM disebut-sebut sebagai sektor yang tahan terhadap krisis ekonomi global dan mampu bersaing di pasar. Namun, sektor UKM perlu peningkatan kapasitas usahanya baik dari sisi finansial maupun dari sisi pengembangan teknologi informasi (TI) yang digunakan agar dapat bersaing dan berkompetisi di pasar global.
Peningkatan kapasitas TI merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan bagi usaha kecil dan menengah dan hal tersebut juga dapat menumbuhkembangkan roda usaha. Perkembangan TI sudah bergerak sangat cepat, baik dari sisi peranti keras (hardware) maupun peranti lunak (software) yang dapat membantu kinerja perusahaan.
Saatini telah banyakperantilunakyangdikembangkanagardapatmem-bantu proses bisnis dengan melakukan penyimpanan informasi atau data dari aktivitas yang telah terjadi pada suatu perusahaan. Pada dasarnya pe-nunjangpengambilankeputusanberdiripadainformasiataudatayangtelah diolah sedemikian rupa. Informasi atau data memegang peran yang sangat penting dalam sua tu perusahaan un tuk mengetahui kegiatan apa yang telah terjadi dengan perusahaannya. Bisa juga sebagai basis evaluasi apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan? Untuk menjamin agar data tersebut dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat dipercaya, dan tepat waktu, dalam pengolahan data tersebut diperlukan suatu alat yang dinamakan sistem informasi. Salah satu sistem informasi yang sangat diperlukan bagi manajemen perusahaan untuk mengolah data administrasi dan keuangan adalah sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang mencakup proses dan prosedur pengelolaan informasi keuangan organisasi. Tujuan adalah sebagai bahan pelaporan kepada pihak internal mau-puneksternalperusahaan.Nantinyahasilnyadipakaidalammemenuhike-butuhan penyajian pelaporan keuangan secara baik dan bermutu. Dengan penggunaan sistem informasi ini dapat dilakukan pengawasan akuntansi/ keuangan dan pengendalian internal bagi pengusaha serta pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilakukan dengan baik dan terkontrol.
Tentu hal ini sangat penting diaplikasikan untuk meningkatkan daya saing UKM dalam menghadapi produk China dalam ACFTAyang baru saja diaplikasikan. Hal ini akan bersinggungan langsung dengan pemerintah-dalam hal ini Kementerian Negara Koperasi dan UKM (Kementerian Negara KUKM)-yang telah menerapkan empat program untuk meningkatkan UKM. Program-program tersebut.pertama, kebijakan kredit usaha rakyat (KUR) yang alokasinya Rp20 triliun per tahun dengan berbagai persyaratan yang dipe rmudah.Kedua,revitalisasi pasar tradisional.Keriga, konsep onevillage one product (OVOP) atau sa tu kabupaten/kota memiliki sa tu produk unggulan.Keempdt.o/jficiaJ training un tuk pelaku KUKM.
SUMBER INI DARI : http://www.mediacenterkopukm.com/detail-berita.php?bID=71
http://soma28.wordpress.com/2010/11/13/peranan-sia-dalam-ukm/
Filed under: Uncategorized by soma28 — Tinggalkan komentar
November 13, 2010
UKM Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
PADA pertengahan 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang menyebabkan jatuhnya perekonomian secara makro. Banyak perusahaan besar yang merupakan jantung perekonomian mengalami kebangkrutan, pabrik mengurangi pegawai, bahkan sampai stop beroperasi. Imbasnya, roda perekonomian mandek meski masih berputar.
Siapa yang mampu membuat roda itu tetap ber-putar?Temyata pengusaha kecil dan menengah yang melakukan itu. Memang tidak bisa disangkal bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan penyelamat bagi kita semua. Seperti yang dikatakan Deputi Sekjen ASEAN Sundram Pushpanathan di Jakarta saat workshop mengenai prospek ekonomi Asia Tenggara dan Amerika Latin beberapa waktu lalu, sektor UKM perlu ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi negara. Sektor UKM disebut-sebut sebagai sektor yang tahan terhadap krisis ekonomi global dan mampu bersaing di pasar. Namun, sektor UKM perlu peningkatan kapasitas usahanya baik dari sisi finansial maupun dari sisi pengembangan teknologi informasi (TI) yang digunakan agar dapat bersaing dan berkompetisi di pasar global.
Peningkatan kapasitas TI merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan bagi usaha kecil dan menengah dan hal tersebut juga dapat menumbuhkembangkan roda usaha. Perkembangan TI sudah bergerak sangat cepat, baik dari sisi peranti keras (hardware) maupun peranti lunak (software) yang dapat membantu kinerja perusahaan.
Saatini telah banyakperantilunakyangdikembangkanagardapatmem-bantu proses bisnis dengan melakukan penyimpanan informasi atau data dari aktivitas yang telah terjadi pada suatu perusahaan. Pada dasarnya pe-nunjangpengambilankeputusanberdiripadainformasiataudatayangtelah diolah sedemikian rupa. Informasi atau data memegang peran yang sangat penting dalam sua tu perusahaan un tuk mengetahui kegiatan apa yang telah terjadi dengan perusahaannya. Bisa juga sebagai basis evaluasi apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan? Untuk menjamin agar data tersebut dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat dipercaya, dan tepat waktu, dalam pengolahan data tersebut diperlukan suatu alat yang dinamakan sistem informasi. Salah satu sistem informasi yang sangat diperlukan bagi manajemen perusahaan untuk mengolah data administrasi dan keuangan adalah sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang mencakup proses dan prosedur pengelolaan informasi keuangan organisasi. Tujuan adalah sebagai bahan pelaporan kepada pihak internal mau-puneksternalperusahaan.Nantinyahasilnyadipakaidalammemenuhike-butuhan penyajian pelaporan keuangan secara baik dan bermutu. Dengan penggunaan sistem informasi ini dapat dilakukan pengawasan akuntansi/ keuangan dan pengendalian internal bagi pengusaha serta pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilakukan dengan baik dan terkontrol.
Tentu hal ini sangat penting diaplikasikan untuk meningkatkan daya saing UKM dalam menghadapi produk China dalam ACFTAyang baru saja diaplikasikan. Hal ini akan bersinggungan langsung dengan pemerintah-dalam hal ini Kementerian Negara Koperasi dan UKM (Kementerian Negara KUKM)-yang telah menerapkan empat program untuk meningkatkan UKM. Program-program tersebut.pertama, kebijakan kredit usaha rakyat (KUR) yang alokasinya Rp20 triliun per tahun dengan berbagai persyaratan yang dipe rmudah.Kedua,revitalisasi pasar tradisional.Keriga, konsep onevillage one product (OVOP) atau sa tu kabupaten/kota memiliki sa tu produk unggulan.Keempdt.o/jficiaJ training un tuk pelaku KUKM.
SUMBER INI DARI : http://www.mediacenterkopukm.com/detail-berita.php?bID=71
http://soma28.wordpress.com/2010/11/13/peranan-sia-dalam-ukm/
Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama: sistem akuntansi manajemen dan sistem sistem keuangan. Sistem informasimakuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi pengguna
eksternnal. Sistem tersebut menggunakan data ekonomi sebagai masukan dan memprosesnya sampai memenuhi aturan dan konvensi tertentu. Sedangkan system manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna internal seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Jadi akuntansi manajemen dikatakan sebagai akuntansi internal dan akuntansi keuangan dapat dikatakan sebagai akuntansi eksternal.
Akuntansi Manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan,
analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh
B. Tujuan Akuntansi Manajemen.
1. Tujuan Primer: adalah membantu manajemen dalam pembuatan keputusan manajemen.
2. Tujuan Sekunder:
a. Membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan yang meliputi:
1. pengidentifikasian tujuan dan sasaran yang akan dicapai, dan
2. Perencanaan pengalokasian sumber-sumber organisasi secara optimal.
b. Membantu manajemen dalam menjawab masalah organisasi yang meliputi:
1. menghubungkan struktur organisasi atau perusahaan dengan tujuan yang akan dicapai,
2. membangun dan memelihara sistem komuniikasi dan pelaporan yang efektip, dan
3. mengukur penggunaan sumber-sumber, menemukan prestasi dan penyimpangan dan mengidentifikasi penyebabnya.
Pertumbuhan dan deregulasi dalam industry jasa dalam era deregulasi banyak isu yang di hadapi industry manufaktor mulai muncul pada sector jasa produktifitas efesiensi biasa kepuasan pelanggan, dan persaingan berdasarkan waktu. Isu-isu persaingan ini membuat manajer perusahaan lebih sadar terhadap kebutuhan pemanfaatan informasi akuntansi manajemen dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Dengan kebutuhan akan informasi dan produktifitas yang lebih baik, sektor jasa akan meningkatkan permintaannya terhadap informasi akuntansi manajamen.
c. Membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengendalian manajemen .
d. Membantu manajemen dalam melaksanakan sistem kegiatan manajemen, yang meliputi:
1. pengukuran masukan (biaya) dan keluaran (pendapatan) yang relevan untuk tiap pusat pertanggunjawaban,
2. Pengkomunnikasian data yang tepat dan karakteristik ekonomi yang penting untuk para pejabat kunci dalam waktu yang tepat.
C. Perbedaan Akuntansi Kanajemen dengan Akuntansi Keuangan
Akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan memiliki beberapa perbedaan. Beberapa perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberapa sudut di antaranya.
PERBEDAAN AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi manajemen memiliki dua arti yaitu akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi.
1. Akuntansi Manajamen Sebagai Suatu Tipe Akuntansi
Tipe akuntansi terbgai dua yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Kedua tipe akuntansi ini mempunyai karakteristik yang berbeda. Akuntansi keuangan merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi keuangan yang terutama untuk memenuhi kebutuhan manajemen puncak dan pihak luar organisasi. Sedangkan akuntansi manajemen merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi yang terutama memenuhi kebutuhan manajemen dalam
melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi.
Pemakai informasi yang dihasilkan oleh kedua tipe akuntansi tersebut mempunyai kebiasaan pengambilan keputusan yang berbeda. Pihak luar perusahaan memerlukan informasi tentang perusahaan bertujuan untuk menentukan hubungan antara pihak luar dengan perusahaan. Informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak luar tersebut diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi keuangan.
Manajemen dari berbagai jenjang organisasi suatu perusahaan memerlukan informasi keuangan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan itu sendiri atau bagiannya. Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen tersebut diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi manajemen
Akuntansi Keuangan adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan keuangan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak eksternal. Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya menyajikan laporan laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian. Perbedaan akuntansi keuangan dengan akuntansi manajemen dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
2. Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe Informasi.
Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
Akuntansi sebagai bahasa bisnis dikelompokkan menjadi:
a. Informasi Operasi. Untuk melaksanakan kegiatan, manajemen memerlukan informasi operasi seperti persediaan produk digudang, jumlah produk yang diproduksi dan dijual, jumlah jam kerja karyawan. Informasi ini merupakan bahan baku untuk mengolah tipe akuntansi yang lain.
b. Informasi Akuntansi Keuangan. Informasi ini diperlukan oleh pihak dalam maupun pihak luar perusahan. Informasi ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan. Informasi ini berbentuk Neraca, laporan laba rugi, lapora laba ditahan dan laporan perubahan posisi keuangan.
c. Informasi Akuntansi manajemen. Informasi akuntansi ini disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan keuangan seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya pemasaran.
D. Perkembangan Akuntansi Manajemen
Praktek-praktek akuntansi manajemen dituntut untuk melakukan suatu pengembangan yang bersifat inovatif dan relevan. Perkembangan ini disebabkan adanya perubahan lingkungan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan. Tekanan persaingan global telah mengubah lingkungan ekonomi kita, sehingga memaksa perusahaan-perusahaan untuk melakukan perubahan secara drastis terhadap cara mereka menjalankan bisnisnya. Perubahan ini menyebabkan terciptanya lingkungan baru pada akuntansi manajemen.
Efekstif sangat penting bagi peningkatan nilai pelanggan tetutama jika maksimal realisi pelanggan pada biaya serendah mungkin merupakan tujuan bagoi perusahaan
Faktor-faktor utama dari perubahan adalah:
Orientasi Kepada Pelanggan. Perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif melalui penciptaan nilai yang lebih baik bagi pelanggan pada tingkat biaya yang sama atau lebih rendah dari pada tingkat harga para pesaingannya. Nilai pelanggan (customer value) adalah selisih antara apa yang pelanggan terima (produk total) dengan apa yang pelanggan berikan. Sedangkan produk total adalah manfaat yang diterima pelanggan baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dari membeli suatu barang. Pengorbanan pelanggan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk, waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk mencari dan mempelajari penggunaan produk tersebut dan biaya pasca pembelian. Manajemen value chain yang
Perspektif Lintas Fungsional. Penekanan pada rantai nilai berarti bahwa akuntan manajemen dewasa ini harus memahami tugas-tugas bisnis, mulai dari manufaktur, kepemasaran, ke distrubusi sampai pelayanan kepada konsumen. Kebutuhan tentang ini semakin besar pada saat perusahaan terlibat dalam perdagangan internasional. Mengapa sekarang harus menghubungkan antara akuntansi manajemen dengan pemasaran, manajemen. keuangan dan fungsi-fungsinya lainnya? Hal ini terjadi dengan alasan saat pendekatan nilai rantai digunakan dan nilai pelanggan diutamakan.
Terlihat bahwa fungsi-fungsi tersebut saling terkait. Suatu keputusan mempengaruhi satu keputusan akan mempengaruhi keputusan lainnya. Sebagai contoh, banyak perusahaan manufaktur yang menjalankan praktek frequent trade loading. Praktek yang merangsang pedagang besar dan pengecer untuk membeli lebih banyak produk dari yang mampu mereka jual dengan cepat. Akibatnya persediaan menumpuk dan pedagang besar dan pengecer menghentikan pembelian selama tetapi waktu tertentu. Ini sepertinya masalah pemasaran, sebenarnya bukan masalah pemasaran saja, tetapi juga fungsi yang lain. Ketika penjualan terhenti, produksi juga akan terhenti, sehingga mengalami ketika menentuan dalam produksinya.
Persaingan Global. Perkembangan sarana tranportasi dan komunikasi yang cepat telah menciptakan suatu pasar yang global bagi perusahaan manufaktur dan jasa. Beberapa waktu yang lalu, perusahaan diluar negeri bukan merupakan pesaing karena pasar dipisahkan oleh letak geografis. Sekarang, mobil yang diproduksi di Jepang, dikirim ke Amerika Serikat dalam jangka waktu 2 minggu. Bankir investasi dan konsultan manajemen dapat berkomunikasi kantor luar negeri dalam sekejap. Perkembangan dan tranportasi telah meningkatkan kontribusi telekomunikasi persaingan bagi semua perusahaan. Karena ketatnya persaingan, biaya pengambilan keputusan yang buruk karena didasarkan pada mutu informasi yang rendah telah meningkat tajam. Karena itu, peningkatan persaingan global telah menciptakan kebutuhan akan informasi akuntansi manajemen yang baik.
Manajemen Mutu Total (TQM). Keunggulan manufaktur adalah kunci untuk bertahan hidup dalam lingkungan persaingan global dewasa ini. Filosofi dari manajemen mutu total (total quality management), dimana perusahaan berusaha menciptakan satu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk sempurna (zero defect), sedang menggantikan 'prinsip mutu' yang dapat diterima di masa lalu. Peningkatan penekanan mutu ini juga menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan tentang mutu.
Waktu Sebagai Unsur Kompetitif. Waktu adalah unsur penting dari semua tahap value chain. Perusahaan bertaraf dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara memperpendek siklus disain, implementasi, dan produksi. Perusahaan itu mengirim produk atau jasanya dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai tambah, waktu yang tidak berguna bagi pelanggan. Tujuan keseluruhannya adalah meningkatkan daya tanggap terhadap pelanggan (customer responsiveness). Tingkat inovasi teknologi telah meningkat dalam banyak industri dan umur suatu produk dapat semakin pendek. Manajer harus mampu merespon secara Tepat dan cepat kondisi perubahan pasar informasi yang memungkinkan harus mampu menyelesaikan masalah ini harus tersedia Kemajuan Teknologi Informasi. Teknologi informasi mempunyai hubungan dengan dua peningkatan kemajuan. Pertama berkaitan erat dengan manufaktur yang terintergrasi dengan komputer (computer intergrated manufacturing). Kemajuan kedua menyediakan alat-alat yang dibutuhkan, seperti tersedianya personal komputer, software kertas kerja dan paket-paket grafis.
Dengan proses produksi terotomasi, komputer digunakan untuk memonitor dan mengendalikan berbagai operasi. Disamping itu, komputer bermanfaat bagi manajer, karena sejumlah besar informasi berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan dengan segera. Otomasi meningkatkan kuantitas dan kecepatan informasi. Karena manajer memanfaatkan nilai dari sistem informasi lebih kompleks, maka mereka harus memiliki akses data dari sistem dan mampu memilah serta menganalisisnya secara cepat, tepat dan efisien. Komputer personal berfungsi sebagai penghubung komunikasi ke sistem informasi perusahaan dan kertas kerja serta program grafik memberi manajer kemampuan analistis untuk menggunakan informasi tersebut.
Kemajuan Lingkungan Manufaktur. Kemajuan di bidang teknologi dan proses produksi mempunyai dampak yang cukup besar terhadap lingkungan manufaktur seperti sistem kakulasi biaya produksi, sistem pengendalian, perilaku dan daya lacak biaya, penganggaran modal, dan lain-lain. Sistem manufaktur tradisional adalah produksi diteruskan oleh sistem dan usaha-usaha selanjutnya dilakukan untuk menjual sebanyak mungkin unit yang diproduksi. Sistem just in time adalah sistem yang memproduksi barang hanya ketika produk dibutuhkan dan hanya dalam jumlah yang diminta oleh konsumen.
Pertumbuhan dan Deregulasi dalam Industri Jasa. Dalam era deregulasi, banyak isu yang dihadapi industri manufaktur mulai muncul pada sektor jasa, produktifitas, efesiensi biaya, kepuasan pelanggan, dan persaingan berdasarkan waktu. Isu-isu persaingan ini membuat manajer perusahaan lebih sadar terhadap kebutuhan pemanfaatan informasi akuntansi manajemen dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Dengan kebutuhan akan informasi dan produktifitas yang lebih baik, sektor jasa akan meningkatkan permintaannya terhadap informasi
akuntansi manajamen.
Manajemen Berdasarkan Aktivitas (ABN). Permintaan terhadap informasi akuntansi manajemen yang akurat dan relevan telah menyebabkan berkembangnya konsep manajemen berdasarkan aktifitas (Activity Based Management). Activity Based Management (ABM) adalah suatu sistem yang luas, pendekatan terintergrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktifitas dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan dan keuntungan. ABM mengutamakan kalkulasi biaya berdasarkan aktifitas dan analisis nilai proses. ABM meningkatkan akurasi pembebanan biaya karena melakukan penelusuran biaya aktifitas dan selanjutnya biaya produk atau pelanggan yang mengkomsumsi berbagai aktifitas tersebut. Analisis nilai proses mengutamakan analisis aktifitas mencoba menentukan bagaimana aktifitas dilakukan dan bagaimana hasil dari aktifitas tersebut.
E. Kesimpulan
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama: sistem akuntansi manajemen dan sistem keuangan. Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi pengguna eksternal. Tujuan akuntansi manajemen adalah membantu manajemen dalam pembuatan keputusan manajemen dan membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, membantu manajemen dalam menjawab masalah organisasi, membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengendalian manajemen dan membantu manajemen dalam melaksanakan sistem kegiatan manajemen.
Praktek-praktek akuntansi manajemen dituntut untuk melakukan suatu pengembangan yang bersifat inovatif dan relevan. Perkembangan ini disebabkan adanya perubahan lingkungan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan- perusahaan. Tekanan persaingan global telah mengubah lingkungan ekonomi kita, sehingga memaksa perusahaan-perusahaan untuk melakukan perubahan secara dratis terhadap cara mereka menjalankan bisnisnya. Perubahan ini menyebabkan terciptanya lingkungan baru pada akuntansi manajemen.
Faktor-faktor utama dari perubahan adalah:
Orientasi Kepada Pelanggan.
Perspektif Lintas Fungsional.
Persaingan Global.
Manajemen Mutu Total (TQH).
Waktu Sebagai Unsur Kompetitif.
Kemajuan Teknologi Informasi.
Kemajuan Lingkungan Manufaktur.
Pertumbuhan dan Deregulasi dalam Industri Jasa.
sumber : http://kamaluddin86.blogspot.com/2010/04/perbedaan-manajemen-akuntasi-dengan.html
http://blogdeta.blogspot.com/2010/11/akuntansi-keuangan-dan-akuntansi.html
eksternnal. Sistem tersebut menggunakan data ekonomi sebagai masukan dan memprosesnya sampai memenuhi aturan dan konvensi tertentu. Sedangkan system manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna internal seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Jadi akuntansi manajemen dikatakan sebagai akuntansi internal dan akuntansi keuangan dapat dikatakan sebagai akuntansi eksternal.
Akuntansi Manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan,
analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh
B. Tujuan Akuntansi Manajemen.
1. Tujuan Primer: adalah membantu manajemen dalam pembuatan keputusan manajemen.
2. Tujuan Sekunder:
a. Membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan yang meliputi:
1. pengidentifikasian tujuan dan sasaran yang akan dicapai, dan
2. Perencanaan pengalokasian sumber-sumber organisasi secara optimal.
b. Membantu manajemen dalam menjawab masalah organisasi yang meliputi:
1. menghubungkan struktur organisasi atau perusahaan dengan tujuan yang akan dicapai,
2. membangun dan memelihara sistem komuniikasi dan pelaporan yang efektip, dan
3. mengukur penggunaan sumber-sumber, menemukan prestasi dan penyimpangan dan mengidentifikasi penyebabnya.
Pertumbuhan dan deregulasi dalam industry jasa dalam era deregulasi banyak isu yang di hadapi industry manufaktor mulai muncul pada sector jasa produktifitas efesiensi biasa kepuasan pelanggan, dan persaingan berdasarkan waktu. Isu-isu persaingan ini membuat manajer perusahaan lebih sadar terhadap kebutuhan pemanfaatan informasi akuntansi manajemen dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Dengan kebutuhan akan informasi dan produktifitas yang lebih baik, sektor jasa akan meningkatkan permintaannya terhadap informasi akuntansi manajamen.
c. Membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengendalian manajemen .
d. Membantu manajemen dalam melaksanakan sistem kegiatan manajemen, yang meliputi:
1. pengukuran masukan (biaya) dan keluaran (pendapatan) yang relevan untuk tiap pusat pertanggunjawaban,
2. Pengkomunnikasian data yang tepat dan karakteristik ekonomi yang penting untuk para pejabat kunci dalam waktu yang tepat.
C. Perbedaan Akuntansi Kanajemen dengan Akuntansi Keuangan
Akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan memiliki beberapa perbedaan. Beberapa perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberapa sudut di antaranya.
PERBEDAAN AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi manajemen memiliki dua arti yaitu akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi.
1. Akuntansi Manajamen Sebagai Suatu Tipe Akuntansi
Tipe akuntansi terbgai dua yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Kedua tipe akuntansi ini mempunyai karakteristik yang berbeda. Akuntansi keuangan merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi keuangan yang terutama untuk memenuhi kebutuhan manajemen puncak dan pihak luar organisasi. Sedangkan akuntansi manajemen merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi yang terutama memenuhi kebutuhan manajemen dalam
melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi.
Pemakai informasi yang dihasilkan oleh kedua tipe akuntansi tersebut mempunyai kebiasaan pengambilan keputusan yang berbeda. Pihak luar perusahaan memerlukan informasi tentang perusahaan bertujuan untuk menentukan hubungan antara pihak luar dengan perusahaan. Informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak luar tersebut diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi keuangan.
Manajemen dari berbagai jenjang organisasi suatu perusahaan memerlukan informasi keuangan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan itu sendiri atau bagiannya. Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen tersebut diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi manajemen
Akuntansi Keuangan adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan keuangan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak eksternal. Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya menyajikan laporan laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian. Perbedaan akuntansi keuangan dengan akuntansi manajemen dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
2. Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe Informasi.
Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
Akuntansi sebagai bahasa bisnis dikelompokkan menjadi:
a. Informasi Operasi. Untuk melaksanakan kegiatan, manajemen memerlukan informasi operasi seperti persediaan produk digudang, jumlah produk yang diproduksi dan dijual, jumlah jam kerja karyawan. Informasi ini merupakan bahan baku untuk mengolah tipe akuntansi yang lain.
b. Informasi Akuntansi Keuangan. Informasi ini diperlukan oleh pihak dalam maupun pihak luar perusahan. Informasi ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan. Informasi ini berbentuk Neraca, laporan laba rugi, lapora laba ditahan dan laporan perubahan posisi keuangan.
c. Informasi Akuntansi manajemen. Informasi akuntansi ini disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai laporan keuangan seperti anggaran, laporan penjualan, laporan biaya pemasaran.
D. Perkembangan Akuntansi Manajemen
Praktek-praktek akuntansi manajemen dituntut untuk melakukan suatu pengembangan yang bersifat inovatif dan relevan. Perkembangan ini disebabkan adanya perubahan lingkungan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan. Tekanan persaingan global telah mengubah lingkungan ekonomi kita, sehingga memaksa perusahaan-perusahaan untuk melakukan perubahan secara drastis terhadap cara mereka menjalankan bisnisnya. Perubahan ini menyebabkan terciptanya lingkungan baru pada akuntansi manajemen.
Efekstif sangat penting bagi peningkatan nilai pelanggan tetutama jika maksimal realisi pelanggan pada biaya serendah mungkin merupakan tujuan bagoi perusahaan
Faktor-faktor utama dari perubahan adalah:
Orientasi Kepada Pelanggan. Perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif melalui penciptaan nilai yang lebih baik bagi pelanggan pada tingkat biaya yang sama atau lebih rendah dari pada tingkat harga para pesaingannya. Nilai pelanggan (customer value) adalah selisih antara apa yang pelanggan terima (produk total) dengan apa yang pelanggan berikan. Sedangkan produk total adalah manfaat yang diterima pelanggan baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dari membeli suatu barang. Pengorbanan pelanggan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk, waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk mencari dan mempelajari penggunaan produk tersebut dan biaya pasca pembelian. Manajemen value chain yang
Perspektif Lintas Fungsional. Penekanan pada rantai nilai berarti bahwa akuntan manajemen dewasa ini harus memahami tugas-tugas bisnis, mulai dari manufaktur, kepemasaran, ke distrubusi sampai pelayanan kepada konsumen. Kebutuhan tentang ini semakin besar pada saat perusahaan terlibat dalam perdagangan internasional. Mengapa sekarang harus menghubungkan antara akuntansi manajemen dengan pemasaran, manajemen. keuangan dan fungsi-fungsinya lainnya? Hal ini terjadi dengan alasan saat pendekatan nilai rantai digunakan dan nilai pelanggan diutamakan.
Terlihat bahwa fungsi-fungsi tersebut saling terkait. Suatu keputusan mempengaruhi satu keputusan akan mempengaruhi keputusan lainnya. Sebagai contoh, banyak perusahaan manufaktur yang menjalankan praktek frequent trade loading. Praktek yang merangsang pedagang besar dan pengecer untuk membeli lebih banyak produk dari yang mampu mereka jual dengan cepat. Akibatnya persediaan menumpuk dan pedagang besar dan pengecer menghentikan pembelian selama tetapi waktu tertentu. Ini sepertinya masalah pemasaran, sebenarnya bukan masalah pemasaran saja, tetapi juga fungsi yang lain. Ketika penjualan terhenti, produksi juga akan terhenti, sehingga mengalami ketika menentuan dalam produksinya.
Persaingan Global. Perkembangan sarana tranportasi dan komunikasi yang cepat telah menciptakan suatu pasar yang global bagi perusahaan manufaktur dan jasa. Beberapa waktu yang lalu, perusahaan diluar negeri bukan merupakan pesaing karena pasar dipisahkan oleh letak geografis. Sekarang, mobil yang diproduksi di Jepang, dikirim ke Amerika Serikat dalam jangka waktu 2 minggu. Bankir investasi dan konsultan manajemen dapat berkomunikasi kantor luar negeri dalam sekejap. Perkembangan dan tranportasi telah meningkatkan kontribusi telekomunikasi persaingan bagi semua perusahaan. Karena ketatnya persaingan, biaya pengambilan keputusan yang buruk karena didasarkan pada mutu informasi yang rendah telah meningkat tajam. Karena itu, peningkatan persaingan global telah menciptakan kebutuhan akan informasi akuntansi manajemen yang baik.
Manajemen Mutu Total (TQM). Keunggulan manufaktur adalah kunci untuk bertahan hidup dalam lingkungan persaingan global dewasa ini. Filosofi dari manajemen mutu total (total quality management), dimana perusahaan berusaha menciptakan satu lingkungan yang memungkinkan pekerjanya menghasilkan produk sempurna (zero defect), sedang menggantikan 'prinsip mutu' yang dapat diterima di masa lalu. Peningkatan penekanan mutu ini juga menciptakan kebutuhan akan adanya suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan tentang mutu.
Waktu Sebagai Unsur Kompetitif. Waktu adalah unsur penting dari semua tahap value chain. Perusahaan bertaraf dunia mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pasar dengan cara memperpendek siklus disain, implementasi, dan produksi. Perusahaan itu mengirim produk atau jasanya dengan cepat melalui penghapusan waktu yang tidak bernilai tambah, waktu yang tidak berguna bagi pelanggan. Tujuan keseluruhannya adalah meningkatkan daya tanggap terhadap pelanggan (customer responsiveness). Tingkat inovasi teknologi telah meningkat dalam banyak industri dan umur suatu produk dapat semakin pendek. Manajer harus mampu merespon secara Tepat dan cepat kondisi perubahan pasar informasi yang memungkinkan harus mampu menyelesaikan masalah ini harus tersedia Kemajuan Teknologi Informasi. Teknologi informasi mempunyai hubungan dengan dua peningkatan kemajuan. Pertama berkaitan erat dengan manufaktur yang terintergrasi dengan komputer (computer intergrated manufacturing). Kemajuan kedua menyediakan alat-alat yang dibutuhkan, seperti tersedianya personal komputer, software kertas kerja dan paket-paket grafis.
Dengan proses produksi terotomasi, komputer digunakan untuk memonitor dan mengendalikan berbagai operasi. Disamping itu, komputer bermanfaat bagi manajer, karena sejumlah besar informasi berguna dapat dikumpulkan dan dilaporkan dengan segera. Otomasi meningkatkan kuantitas dan kecepatan informasi. Karena manajer memanfaatkan nilai dari sistem informasi lebih kompleks, maka mereka harus memiliki akses data dari sistem dan mampu memilah serta menganalisisnya secara cepat, tepat dan efisien. Komputer personal berfungsi sebagai penghubung komunikasi ke sistem informasi perusahaan dan kertas kerja serta program grafik memberi manajer kemampuan analistis untuk menggunakan informasi tersebut.
Kemajuan Lingkungan Manufaktur. Kemajuan di bidang teknologi dan proses produksi mempunyai dampak yang cukup besar terhadap lingkungan manufaktur seperti sistem kakulasi biaya produksi, sistem pengendalian, perilaku dan daya lacak biaya, penganggaran modal, dan lain-lain. Sistem manufaktur tradisional adalah produksi diteruskan oleh sistem dan usaha-usaha selanjutnya dilakukan untuk menjual sebanyak mungkin unit yang diproduksi. Sistem just in time adalah sistem yang memproduksi barang hanya ketika produk dibutuhkan dan hanya dalam jumlah yang diminta oleh konsumen.
Pertumbuhan dan Deregulasi dalam Industri Jasa. Dalam era deregulasi, banyak isu yang dihadapi industri manufaktur mulai muncul pada sektor jasa, produktifitas, efesiensi biaya, kepuasan pelanggan, dan persaingan berdasarkan waktu. Isu-isu persaingan ini membuat manajer perusahaan lebih sadar terhadap kebutuhan pemanfaatan informasi akuntansi manajemen dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Dengan kebutuhan akan informasi dan produktifitas yang lebih baik, sektor jasa akan meningkatkan permintaannya terhadap informasi
akuntansi manajamen.
Manajemen Berdasarkan Aktivitas (ABN). Permintaan terhadap informasi akuntansi manajemen yang akurat dan relevan telah menyebabkan berkembangnya konsep manajemen berdasarkan aktifitas (Activity Based Management). Activity Based Management (ABM) adalah suatu sistem yang luas, pendekatan terintergrasi yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktifitas dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan dan keuntungan. ABM mengutamakan kalkulasi biaya berdasarkan aktifitas dan analisis nilai proses. ABM meningkatkan akurasi pembebanan biaya karena melakukan penelusuran biaya aktifitas dan selanjutnya biaya produk atau pelanggan yang mengkomsumsi berbagai aktifitas tersebut. Analisis nilai proses mengutamakan analisis aktifitas mencoba menentukan bagaimana aktifitas dilakukan dan bagaimana hasil dari aktifitas tersebut.
E. Kesimpulan
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama: sistem akuntansi manajemen dan sistem keuangan. Sistem informasi akuntansi keuangan berhubungan dengan penyediaan keluaran bagi pengguna eksternal. Tujuan akuntansi manajemen adalah membantu manajemen dalam pembuatan keputusan manajemen dan membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, membantu manajemen dalam menjawab masalah organisasi, membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengendalian manajemen dan membantu manajemen dalam melaksanakan sistem kegiatan manajemen.
Praktek-praktek akuntansi manajemen dituntut untuk melakukan suatu pengembangan yang bersifat inovatif dan relevan. Perkembangan ini disebabkan adanya perubahan lingkungan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan- perusahaan. Tekanan persaingan global telah mengubah lingkungan ekonomi kita, sehingga memaksa perusahaan-perusahaan untuk melakukan perubahan secara dratis terhadap cara mereka menjalankan bisnisnya. Perubahan ini menyebabkan terciptanya lingkungan baru pada akuntansi manajemen.
Faktor-faktor utama dari perubahan adalah:
Orientasi Kepada Pelanggan.
Perspektif Lintas Fungsional.
Persaingan Global.
Manajemen Mutu Total (TQH).
Waktu Sebagai Unsur Kompetitif.
Kemajuan Teknologi Informasi.
Kemajuan Lingkungan Manufaktur.
Pertumbuhan dan Deregulasi dalam Industri Jasa.
sumber : http://kamaluddin86.blogspot.com/2010/04/perbedaan-manajemen-akuntasi-dengan.html
http://blogdeta.blogspot.com/2010/11/akuntansi-keuangan-dan-akuntansi.html
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
Etika merupakan suatu ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.Dan etika profesi terdapat suatu kesadaran yang kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukan.
Menurut Billy, Perkembangan Profesi Akuntan terbagi menjadi empat fase yaitu,
1. Pra Revolusi Industri
2. Masa Revolusi Industri tahun 1900
3. Tahun 1900 - 1930
4. Tahun 1930 - sekarang
Akuntan Publik
Akuntan Publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan RI untuk memberikan jasa audit umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta jasa dalam bidang non-atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.Ketentuan mengenai praktek Akuntan di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 yang mensyaratkan bahwa gelar akuntan hanya dapat dipakai oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi dan telah terdaftar pada Departemen keuangan R.I.
Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan “Bersertifikat Akuntan Publik” (BAP). Sertifikat akan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Sertifikat Akuntan Publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai Akuntan Publik dari Departemen Keuangan.
Profesi ini dilaksanakan dengan standar yang telah baku yang merujuk kepada praktek akuntansi di Amerika Serikat sebagai ncgara maju tempat profesi ini berkembang. Rujukan utama adalah US GAAP (United States Generally Accepted Accounting Principle’s) dalam melaksanakan praktek akuntansi. Sedangkan untuk praktek auditing digunakan US GAAS (United States Generally Accepted Auditing Standard), Berdasarkan prinsip-prinsip ini para Akuntan Publik melaksanakan tugas mereka, antara lain mengaudit Laporan Keuangan para pelanggan.
Kerangka standar dari USGAAP telah ditetapkan oleh SEC (Securities and Exchange Commission) sebuah badan pemerintah quasijudisial independen di Amerika Serikat yang didirikan tahun 1934. Selain SEC, tcrdapat pula AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) yang bcrdiri sejak tahun 1945. Sejak tahun 1973, pengembangan standar diambil alih oleh FASB (Financial Accominting Standard Board) yang anggota-angotanya terdiri dari wakil-wakil profesi akuntansi dan pengusaha.
sumber: Wikipedia Indonesia
Akuntan Pemerintah
Akuntan Pemerintah, adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan
pemerintah seperti di departemen, BPKP dan BPK, Direktorat Jenderal Pajak
dan lain-lain.
Akuntan Pendidik
Akuntan Pendidik, adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi
yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan
penelitian di bidang akuntansi.
Akuntan Manajemen/Perusahaan
Akuntan Manajemen, adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan
atau organisasi. Tugas yang dikerjakan adalah penyusunan sistem akuntansi,
penyusunan laporan akuntansi kepada pihak intern maupun ekstern
perusahaan, penyusunan anggaran, menangani masalah perpajakan dan
melakukan pemeriksaan intern.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 53)
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan
Sumber :
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/pengertian-etika-profesi.
http://aticia.blogspot.com/2010/01/etika-merupakan-suatu-ilmu-yang.html
Menurut Billy, Perkembangan Profesi Akuntan terbagi menjadi empat fase yaitu,
1. Pra Revolusi Industri
2. Masa Revolusi Industri tahun 1900
3. Tahun 1900 - 1930
4. Tahun 1930 - sekarang
Akuntan Publik
Akuntan Publik adalah seorang praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada akuntan di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan RI untuk memberikan jasa audit umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta jasa dalam bidang non-atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi, dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.Ketentuan mengenai praktek Akuntan di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 yang mensyaratkan bahwa gelar akuntan hanya dapat dipakai oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi dan telah terdaftar pada Departemen keuangan R.I.
Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan “Bersertifikat Akuntan Publik” (BAP). Sertifikat akan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Sertifikat Akuntan Publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai Akuntan Publik dari Departemen Keuangan.
Profesi ini dilaksanakan dengan standar yang telah baku yang merujuk kepada praktek akuntansi di Amerika Serikat sebagai ncgara maju tempat profesi ini berkembang. Rujukan utama adalah US GAAP (United States Generally Accepted Accounting Principle’s) dalam melaksanakan praktek akuntansi. Sedangkan untuk praktek auditing digunakan US GAAS (United States Generally Accepted Auditing Standard), Berdasarkan prinsip-prinsip ini para Akuntan Publik melaksanakan tugas mereka, antara lain mengaudit Laporan Keuangan para pelanggan.
Kerangka standar dari USGAAP telah ditetapkan oleh SEC (Securities and Exchange Commission) sebuah badan pemerintah quasijudisial independen di Amerika Serikat yang didirikan tahun 1934. Selain SEC, tcrdapat pula AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) yang bcrdiri sejak tahun 1945. Sejak tahun 1973, pengembangan standar diambil alih oleh FASB (Financial Accominting Standard Board) yang anggota-angotanya terdiri dari wakil-wakil profesi akuntansi dan pengusaha.
sumber: Wikipedia Indonesia
Akuntan Pemerintah
Akuntan Pemerintah, adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan
pemerintah seperti di departemen, BPKP dan BPK, Direktorat Jenderal Pajak
dan lain-lain.
Akuntan Pendidik
Akuntan Pendidik, adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi
yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan
penelitian di bidang akuntansi.
Akuntan Manajemen/Perusahaan
Akuntan Manajemen, adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan
atau organisasi. Tugas yang dikerjakan adalah penyusunan sistem akuntansi,
penyusunan laporan akuntansi kepada pihak intern maupun ekstern
perusahaan, penyusunan anggaran, menangani masalah perpajakan dan
melakukan pemeriksaan intern.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 53)
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan
Sumber :
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/pengertian-etika-profesi.
http://aticia.blogspot.com/2010/01/etika-merupakan-suatu-ilmu-yang.html
coorporate sosial responsibility
Corporate Social Responsibility, Business
Ethics, and Economic Freedom
American Hellenic Chamber of Commerce
June 3, 2004
Hilton Hotel, Athens, Greece
First, I would like to thank the American Hellenic Chamber of Commerce for inviting me to participate at this conference. I am honored and pleased to be here.
Today, I would like to talk briefly about moral capitalism, and then touch upon four components
that I believe form its foundation. They are
-- Corporate social responsibility, or CSR
-- Business Ethics
-- Economic Freedom, and
-- Education
Is moral capitalism possible in the context of a CSR business? I believe that it is possible. Seeking market profit through business is honorable and worthy. Moral capitalism is the most appropriate means by which our modern, global civilization can empower people and enrich their lives materially and spiritually.
The most profitable business combines virtue and interest, as it
See Also:
Christos Papoutsy Addresses University Students in Athens
Corporate Social Responsibility: Is Moral Capitalism Possible?
Savvy Businesses Create a "Company of Citizens" with Human Capital
maximizes the present value of future earnings. The first requirement, therefore, of business success is sustainable profits.
So, what exactly is a socially responsible corporation, and what do they need to do? A CSR company needs to sustain profits over time and replenish the capital that they invest in their business and the community. That capital comes in five different forms:
1. Social Capital
Social capital is the quality of laws, the cultural and social institutions, infrastructure, education, healthcare, and environment. When a business contributes to social capital, it is acting responsibly and ethically.
2. Reputational Capital or "Goodwill"
Reputational capital adds value to a business by attracting and keeping customers, employees, investors, and suppliers committed and loyal. All these are important, critical stakeholders.
3. Finance capital is the classic form of capital. Every company needs access to money.
4. Physical capital is the land, plants, and equipment of a company.
5. The most important form of capital is Human Capital
The creativity, loyalty, and productivity of employees constitute human capital. A business invests in its human capital when it provides better lives and working conditions for its employees and their families.
The successful road for any business that wants to become a CSR company is not a romantic, flower-strewn path with an expansive vista, nor is it easily navigable. The successful CSR company must navigate down the narrow and winding lane of business ethics with its many procedures and laws, avoiding the potholes of sloppy and ineffective business practices, and the soft-shoulders of greed and unethical behavior.
In preserving its access to these necessary five forms of capital, and by paying a return on capital from earnings, a business acts from self-interest but promotes social well-being and social justice at the same time.
The subject of corporate social responsibility has become big business, with a barrage of informational courses, books, articles, and conferences. But all of these are simply words, fashionable and politically correct rhetoric. Without action, without the implementation of these ideas, the words remain empty. Let us not be blinded or misled by the hopes and grandiose visions that we are promised by romantic notions of CSR businesses. A huge gulf separates words from deeds, much like the difference between the Greek phrases, "tha doume" and "egine." The actual transformation of a business into a CSR business can be very difficult and time-consuming. Companies that actually achieve these lofty goals should be congratulated and applauded for reaching the goal of eudaimonia, for they have delivered material and spiritual well-being to the community. This is the ultimate good or telos of society.
However, as we discuss corporate social responsibility, let us not lose focus of one of the most critical elements, business ethics which, in effect, are a set of moral principles. What values will the moral principles be based on? Religious? Cultural? Political? Western or non-western values? In order for business ethics to be effective, the global business community must establish a set of standards and principles acceptable to all businesses worldwide.
I would like to submit for your consideration a few business principles and practices that I believe contribute to the basics of becoming and sustaining a socially responsible business. These are based on my own experience of starting a small company in a garage with two employees, and over a number of years growing it to become recognized as a successful socially responsible business with sales of approximately $200 million—highly profitable—and with over 2,000 employees and plants worldwide. A few of these basic, fundamental proven business principles are
1. Institutionalization
By sharing control, there is a better chance of transparency, real oversight, and accountability. However, no one really likes sharing control, especially Greeks. Institutionalization means sharing control by establishing a professional board of directors instead of a rubber-stamp board. Rubber-stamp boards notoriously contributed to the corruption and subsequent scandals of Enron, Tyco, WorldCom, Adelphia and many more corporations in the United States and elsewhere. A truly professional board will include men and women who are respected, competent, enthusiastic, and willing to roll up their sleeves and word hard. And, most important of all, for a professional board, disagreement is a virtue, not a vice.
2. Solid business practices
A CSR business must have solid business practices embedded into its entire operations, including a real mission statement, strategy, and business plan.
3. A company of citizens
A CSR business must cultivate "a company of citizens" where all employees are welcomed into the corporation as morally competent agents, seen as specially qualified for intelligent work, rather than as mere units of labor.
4. Legal checks and balances
Only a system with legal checks and balances will effectively encourage and enforce corporate responsibility.
The successful road for any business that wants to become a CSR company is not a romantic, flower-strewn path with an expansive vista, nor is it easily navigable. The successful CSR company must navigate down the narrow and winding lane of business ethics with its many procedures and laws, avoiding the potholes of sloppy and ineffective business practices, and the soft-shoulders of greed and unethical behavior.
To summarize, the components which contribute to a CSR business are institutionalization, sharing control, establishing a professional board, oversight, full disclosure, transparency, profits, sound procedures, a company of citizens, and satisfied customers.
The challenge of moral capitalism for all businesses is to tip the weight of wealth creation toward humanity's more noble possibilities in society. But, in order for moral capitalism to be achieved, a business must first be able to operate in an environment of economic freedom.
There are a number of highly respected global institutions that report economic indexes annually on the majority of countries around the world, including measurements on government bureaucracy, corruption, bribery, tariff barriers to trade, income and corporate taxes, government expenditures, the enforcement of contracts, regulatory burdens, labor market regulations and black market activities, including piracy of intellectual property rights. Their indexes reveal that those countries with the most economic freedom are more prosperous and have higher rates of long-term growth than those with less economic freedom. Economic freedom, therefore, is one of the greatest challenges facing today's world, particularly with the globalization of business. Economic liberty is the engine for world economies to succeed and grow.
Because education is a critical component of economic freedom and democracy, my wife Mary and I believe that business ethics and the building blocks of a corporate socially responsible business can be taught. Approximately one year before Enron and the public disclosure that corporations in the U.S. and elsewhere had tipped the balance of wealth creation away from more noble possibilities and towards a corrupt, more brutish behavior, we established a chair in ethics at Southern New Hampshire University. Its mission is to promote and enhance awareness of ethics at the university and in the community at large. The core value that we chose to incorporate into the program was that of the Classics. We placed special emphasis upon the works of ancient Greek writers and intellectuals whose teachings have shaped the history of Western civilization from antiquity to the present. Business students, like the students of humanities who have studied Classical masterpieces, can benefit from understanding the universal questions raised by the Ancient Greeks. The Classics can serve business students well, just as they have been serving students of other disciplines for centuries. We in the business community can look to Greece and its rich ancient history to assist and guide us in bringing moral teachings to the business arena. At SNHU ethics is not just an individual course, but a mental discipline woven into the fiber of every course and the life of the entire university.
So, now that we have touched upon our four components—corporate social responsibility, business ethics, economic freedom, and education—let's return again to our original question, "Is moral capitalism possible within the context of a CSR company?" The answer, as I have attempte
d to show, is a clear "Yes!" Moral capitalism is possible. It is within the reach of every business, although it can be a difficult journey. Moral capitalism and social justice are the dividends yielded by the CSR business. Only by forming close working partnerships with the universities, business community, host countries, and institutions like the American Hellenic Chamber of Commerce will we be able to ensure the health, dignity, and freedom, and creativity of our society. And those, ladies and gentlemen, are worthy and noble goals.
Christos Papoutsy is the former owner and president of Hollis Engineering-Cooper Electronics Co., with sales in the hundreds of millions worldwide, and director of United States Arbitration & Mediation Co. A noted Greek-American philanthropist, Archon of the Greek Orthodox Church, and member of Leadership 100, Mr. Papoutsy presently writes and lectures on business, entrepreneurship and business ethics. He and his wife, Mary Papoutsy, established the Christos and Mary Papoutsy Distinguished Chair in Business Ethics at Southern New Hampshire University in 2001. For more information about Mr. Papoutsy, visit the About Us section of the Hellenic Communication Service (HCS) website at http://www.HellenicComServe.com. Interested readers may view the entire list of his lectures and articles in the Business Arena section of HCS, among which are "Is Moral Capitalism Possible?" "Corporate Social Responsibility and Ethics," "Mediate, Don't Litigate," "Harvesting the Entrepreneurial Olive Tree," and "Entrepreneurship and Ethics Equal Success." Mr. Papoutsy welcomes comments and may be contacted at PapcoHolding@aol.com .
http://www.helleniccomserve.com/papoutsykeynote.html
Ethics, and Economic Freedom
American Hellenic Chamber of Commerce
June 3, 2004
Hilton Hotel, Athens, Greece
First, I would like to thank the American Hellenic Chamber of Commerce for inviting me to participate at this conference. I am honored and pleased to be here.
Today, I would like to talk briefly about moral capitalism, and then touch upon four components
that I believe form its foundation. They are
-- Corporate social responsibility, or CSR
-- Business Ethics
-- Economic Freedom, and
-- Education
Is moral capitalism possible in the context of a CSR business? I believe that it is possible. Seeking market profit through business is honorable and worthy. Moral capitalism is the most appropriate means by which our modern, global civilization can empower people and enrich their lives materially and spiritually.
The most profitable business combines virtue and interest, as it
See Also:
Christos Papoutsy Addresses University Students in Athens
Corporate Social Responsibility: Is Moral Capitalism Possible?
Savvy Businesses Create a "Company of Citizens" with Human Capital
maximizes the present value of future earnings. The first requirement, therefore, of business success is sustainable profits.
So, what exactly is a socially responsible corporation, and what do they need to do? A CSR company needs to sustain profits over time and replenish the capital that they invest in their business and the community. That capital comes in five different forms:
1. Social Capital
Social capital is the quality of laws, the cultural and social institutions, infrastructure, education, healthcare, and environment. When a business contributes to social capital, it is acting responsibly and ethically.
2. Reputational Capital or "Goodwill"
Reputational capital adds value to a business by attracting and keeping customers, employees, investors, and suppliers committed and loyal. All these are important, critical stakeholders.
3. Finance capital is the classic form of capital. Every company needs access to money.
4. Physical capital is the land, plants, and equipment of a company.
5. The most important form of capital is Human Capital
The creativity, loyalty, and productivity of employees constitute human capital. A business invests in its human capital when it provides better lives and working conditions for its employees and their families.
The successful road for any business that wants to become a CSR company is not a romantic, flower-strewn path with an expansive vista, nor is it easily navigable. The successful CSR company must navigate down the narrow and winding lane of business ethics with its many procedures and laws, avoiding the potholes of sloppy and ineffective business practices, and the soft-shoulders of greed and unethical behavior.
In preserving its access to these necessary five forms of capital, and by paying a return on capital from earnings, a business acts from self-interest but promotes social well-being and social justice at the same time.
The subject of corporate social responsibility has become big business, with a barrage of informational courses, books, articles, and conferences. But all of these are simply words, fashionable and politically correct rhetoric. Without action, without the implementation of these ideas, the words remain empty. Let us not be blinded or misled by the hopes and grandiose visions that we are promised by romantic notions of CSR businesses. A huge gulf separates words from deeds, much like the difference between the Greek phrases, "tha doume" and "egine." The actual transformation of a business into a CSR business can be very difficult and time-consuming. Companies that actually achieve these lofty goals should be congratulated and applauded for reaching the goal of eudaimonia, for they have delivered material and spiritual well-being to the community. This is the ultimate good or telos of society.
However, as we discuss corporate social responsibility, let us not lose focus of one of the most critical elements, business ethics which, in effect, are a set of moral principles. What values will the moral principles be based on? Religious? Cultural? Political? Western or non-western values? In order for business ethics to be effective, the global business community must establish a set of standards and principles acceptable to all businesses worldwide.
I would like to submit for your consideration a few business principles and practices that I believe contribute to the basics of becoming and sustaining a socially responsible business. These are based on my own experience of starting a small company in a garage with two employees, and over a number of years growing it to become recognized as a successful socially responsible business with sales of approximately $200 million—highly profitable—and with over 2,000 employees and plants worldwide. A few of these basic, fundamental proven business principles are
1. Institutionalization
By sharing control, there is a better chance of transparency, real oversight, and accountability. However, no one really likes sharing control, especially Greeks. Institutionalization means sharing control by establishing a professional board of directors instead of a rubber-stamp board. Rubber-stamp boards notoriously contributed to the corruption and subsequent scandals of Enron, Tyco, WorldCom, Adelphia and many more corporations in the United States and elsewhere. A truly professional board will include men and women who are respected, competent, enthusiastic, and willing to roll up their sleeves and word hard. And, most important of all, for a professional board, disagreement is a virtue, not a vice.
2. Solid business practices
A CSR business must have solid business practices embedded into its entire operations, including a real mission statement, strategy, and business plan.
3. A company of citizens
A CSR business must cultivate "a company of citizens" where all employees are welcomed into the corporation as morally competent agents, seen as specially qualified for intelligent work, rather than as mere units of labor.
4. Legal checks and balances
Only a system with legal checks and balances will effectively encourage and enforce corporate responsibility.
The successful road for any business that wants to become a CSR company is not a romantic, flower-strewn path with an expansive vista, nor is it easily navigable. The successful CSR company must navigate down the narrow and winding lane of business ethics with its many procedures and laws, avoiding the potholes of sloppy and ineffective business practices, and the soft-shoulders of greed and unethical behavior.
To summarize, the components which contribute to a CSR business are institutionalization, sharing control, establishing a professional board, oversight, full disclosure, transparency, profits, sound procedures, a company of citizens, and satisfied customers.
The challenge of moral capitalism for all businesses is to tip the weight of wealth creation toward humanity's more noble possibilities in society. But, in order for moral capitalism to be achieved, a business must first be able to operate in an environment of economic freedom.
There are a number of highly respected global institutions that report economic indexes annually on the majority of countries around the world, including measurements on government bureaucracy, corruption, bribery, tariff barriers to trade, income and corporate taxes, government expenditures, the enforcement of contracts, regulatory burdens, labor market regulations and black market activities, including piracy of intellectual property rights. Their indexes reveal that those countries with the most economic freedom are more prosperous and have higher rates of long-term growth than those with less economic freedom. Economic freedom, therefore, is one of the greatest challenges facing today's world, particularly with the globalization of business. Economic liberty is the engine for world economies to succeed and grow.
Because education is a critical component of economic freedom and democracy, my wife Mary and I believe that business ethics and the building blocks of a corporate socially responsible business can be taught. Approximately one year before Enron and the public disclosure that corporations in the U.S. and elsewhere had tipped the balance of wealth creation away from more noble possibilities and towards a corrupt, more brutish behavior, we established a chair in ethics at Southern New Hampshire University. Its mission is to promote and enhance awareness of ethics at the university and in the community at large. The core value that we chose to incorporate into the program was that of the Classics. We placed special emphasis upon the works of ancient Greek writers and intellectuals whose teachings have shaped the history of Western civilization from antiquity to the present. Business students, like the students of humanities who have studied Classical masterpieces, can benefit from understanding the universal questions raised by the Ancient Greeks. The Classics can serve business students well, just as they have been serving students of other disciplines for centuries. We in the business community can look to Greece and its rich ancient history to assist and guide us in bringing moral teachings to the business arena. At SNHU ethics is not just an individual course, but a mental discipline woven into the fiber of every course and the life of the entire university.
So, now that we have touched upon our four components—corporate social responsibility, business ethics, economic freedom, and education—let's return again to our original question, "Is moral capitalism possible within the context of a CSR company?" The answer, as I have attempte
d to show, is a clear "Yes!" Moral capitalism is possible. It is within the reach of every business, although it can be a difficult journey. Moral capitalism and social justice are the dividends yielded by the CSR business. Only by forming close working partnerships with the universities, business community, host countries, and institutions like the American Hellenic Chamber of Commerce will we be able to ensure the health, dignity, and freedom, and creativity of our society. And those, ladies and gentlemen, are worthy and noble goals.
Christos Papoutsy is the former owner and president of Hollis Engineering-Cooper Electronics Co., with sales in the hundreds of millions worldwide, and director of United States Arbitration & Mediation Co. A noted Greek-American philanthropist, Archon of the Greek Orthodox Church, and member of Leadership 100, Mr. Papoutsy presently writes and lectures on business, entrepreneurship and business ethics. He and his wife, Mary Papoutsy, established the Christos and Mary Papoutsy Distinguished Chair in Business Ethics at Southern New Hampshire University in 2001. For more information about Mr. Papoutsy, visit the About Us section of the Hellenic Communication Service (HCS) website at http://www.HellenicComServe.com. Interested readers may view the entire list of his lectures and articles in the Business Arena section of HCS, among which are "Is Moral Capitalism Possible?" "Corporate Social Responsibility and Ethics," "Mediate, Don't Litigate," "Harvesting the Entrepreneurial Olive Tree," and "Entrepreneurship and Ethics Equal Success." Mr. Papoutsy welcomes comments and may be contacted at PapcoHolding@aol.com .
http://www.helleniccomserve.com/papoutsykeynote.html
langkah-langkah menjadi auditor
Langkah-Langkah Menjadi Auditor
Arens et al (2003) menyatakan bahwa audit dilakukan oleh orang yang kompeten, independen dan obyektif atau disebut sebagai auditor. Berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, auditor dibagi 3 jenis yaitu:
1) Auditor ekstern/independent bekerja untuk kantor akuntan publik yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Pada umumnya, auditor ekstern menghasilkan Laporan Hasil Audit atas Laporan Keuangan.
2) Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan Hasil Audit Operasional/Manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit dalam melakukan perbaikan kinerja perusahaan. Oleh karena itu tugas internal auditor biasanya adalah audit operasional/manajemen.
3) Auditor Pemerintah yaitu auditor yang bekerja untuk kepentingan pemerintah, misalnya di bidang perpajakan atau audit terhadap dana-dana yang bersumber dari pemerintah.
Seorang auditor dikatakan profesional jika dalam bekerja selalu berpedoman pada Standar Audit. Dalam standar umum khususnya disebutkan bahwa auditor harus ahli, trampil dan mempunyai kehati-hatian profesional serta tidak memihak yang pada akhirnya akan merugikan salah satu pihak yang berkepentingan. Auditor yang profesional akan merencanakan audit sebaik-baiknya, mempertimbangkan risiko yang timbul dan melakukan pengumpulan serta pengujian bukti secara cermat. Jika seluruh proses dilalui sesuai dengan standar, maka hampir dapat dipastikan bahwa Laporan Hasil Audit yang dihasilkan akan dapat dipertanggungjawabkan secara profesi.
Tentu saja untuk menjadi seorang auditor profesional tidak seperti membalikan telapak tangan, tetapi melalui proses yang panjang dan berkelanjutan.
Saran berikut ini diharapkan dapat menjadikan seseorang dapat menjadi auditor yang profesional:
1) Memupuk sejak dini sifat/sikap positif, seperti jujur, rasa ingin tahu yang tinggi, tidak cepat merasa puas dan etika yang tinggi.
2) Pendidikan formal berkelanjutan, terutama untuk mendapatkan konsep-konsep dasar akuntansi dan auditing.
3) Pendidikan dan latihan profesi berkelanjutan untuk memperoleh sertifikat auditor dan mengembangkan kemampuan teknis dan komunikasi serta pengetahuan mengenai isu terkini di bidang akuntansi dan auditing.
Ref : feunpak.web.id
http://garryaditya.blogspot.com/2010/11/langkah-langkah-menjadi-auditor.html
Arens et al (2003) menyatakan bahwa audit dilakukan oleh orang yang kompeten, independen dan obyektif atau disebut sebagai auditor. Berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, auditor dibagi 3 jenis yaitu:
1) Auditor ekstern/independent bekerja untuk kantor akuntan publik yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Pada umumnya, auditor ekstern menghasilkan Laporan Hasil Audit atas Laporan Keuangan.
2) Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan Hasil Audit Operasional/Manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang diaudit dalam melakukan perbaikan kinerja perusahaan. Oleh karena itu tugas internal auditor biasanya adalah audit operasional/manajemen.
3) Auditor Pemerintah yaitu auditor yang bekerja untuk kepentingan pemerintah, misalnya di bidang perpajakan atau audit terhadap dana-dana yang bersumber dari pemerintah.
Seorang auditor dikatakan profesional jika dalam bekerja selalu berpedoman pada Standar Audit. Dalam standar umum khususnya disebutkan bahwa auditor harus ahli, trampil dan mempunyai kehati-hatian profesional serta tidak memihak yang pada akhirnya akan merugikan salah satu pihak yang berkepentingan. Auditor yang profesional akan merencanakan audit sebaik-baiknya, mempertimbangkan risiko yang timbul dan melakukan pengumpulan serta pengujian bukti secara cermat. Jika seluruh proses dilalui sesuai dengan standar, maka hampir dapat dipastikan bahwa Laporan Hasil Audit yang dihasilkan akan dapat dipertanggungjawabkan secara profesi.
Tentu saja untuk menjadi seorang auditor profesional tidak seperti membalikan telapak tangan, tetapi melalui proses yang panjang dan berkelanjutan.
Saran berikut ini diharapkan dapat menjadikan seseorang dapat menjadi auditor yang profesional:
1) Memupuk sejak dini sifat/sikap positif, seperti jujur, rasa ingin tahu yang tinggi, tidak cepat merasa puas dan etika yang tinggi.
2) Pendidikan formal berkelanjutan, terutama untuk mendapatkan konsep-konsep dasar akuntansi dan auditing.
3) Pendidikan dan latihan profesi berkelanjutan untuk memperoleh sertifikat auditor dan mengembangkan kemampuan teknis dan komunikasi serta pengetahuan mengenai isu terkini di bidang akuntansi dan auditing.
Ref : feunpak.web.id
http://garryaditya.blogspot.com/2010/11/langkah-langkah-menjadi-auditor.html
Selasa, 04 Januari 2011
Tugas Kode Etik Akuntan Publik bag.6
Tugas Kode Etik Akuntan Publik bag.6
Etika Professional
A.Konsepsi Etika
Etika adalah serangkaian prinsip moral agar kehidupan sosial masyarakat dapat berjalan dengan baik.
B.Prinsip Etika
1.Responsibilities
2.The Public Interest
3.Integrity
4.Objective and Independence
5.Due Care
6.Scope and Nature Of Services
C.Kerangka Aturan Etika Akuntan Publik Indonesia (IAI-KAP)
1.Independensi,Integritas,Dan Objektivitas
Independensi ; Anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen didalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur salam stndar professional akuntan publik yang telah ditetapkan oleh IAI,yang meliputi independen dalam fakta (in fact) dan penampilan (in appearance)
Integritas Dan Objektivitas ; Anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas,harus bebas dari benturan kepentingan.
2.Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut :
1.Kompetensi Professional
2.Kecermatan dan Keseksamaan Professional
3.Perencanaan dan Supervisi
4.Data relevan yang memadai
Anggota KAP tidak diperkenankan
a.Menyatakan pendapat bahwa laporan keuangan disajikan dengan PABU
b.Menyatakan bahwa ia tidak perlunya modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan tersebut agar sesuai dengan PABU
3.Tanggung Jawab Kepada Klien
Informasi klien yang rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia tanpa sepengetahuan dari klien.
Fee Professional
Besaran Fee anggota dapat bervariasi tergantung resiko penugasan,kompleksitas jasa yang diberikan,tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi
Fee Kontijen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan,kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan tersebut.
4.Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi
Anggota wajib memelihara citra professi dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahuli bila akan mengadakan perikatan audit menggantikan akuntan publik pendahulu.
Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai
Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atetasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien,kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan yang dibuat oleh badan berwenang.
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungpkan informasi klien yang rahsia tanpa persetujuan dari klien
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan,promosi dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi
Anggota Kap tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi
Fee referal hanya diperkenankan bagi sesama profesi.
5.Hal Lain Dalam Independensi
Aturan independensi juga diberlakukan untuk keluarga langsung dari seorang akuntan publik
Financial Interest (Hubungan keuangan) dengn klien,dapat terbagi dua yaitu :
Direct Financial Interest : Kepemilikan saham oleh seorang akuntan publik
Indirect Financial Interest : Terjadi apabila terdapat hubungan kepemilikan yang dekat,tetapi tidak langsung antara akuntan publik dengan klien
Close relatives (kerabat)
Bila menjadi anggota Tim Audit,menjadi tidak independent apabila close relatives memegang peranan penting dalam perusahaan klien,atau memiliki financial interest yang tidak material dengan klien
Bila bukan Anggota Tim Audit tetap merupakan partner KAP atau memiliki pengaruh terhadap jalannya audit menjadi tidak independen apabila close relatives memegang peranan penting dalam perusahaan klien.
KAP menjadi tidak independensi apabila terdapat tagihan jasa audit yang belum dibayar oleh klien atas professional service yang diberikan lebih dari satu tahun sebelum tanggal audit report
Unpaid fees dari klien yang bangkrut tidak mempengaruhi independensi.
Diposkan oleh Utami Pramana di 06.48
Etika Professional
A.Konsepsi Etika
Etika adalah serangkaian prinsip moral agar kehidupan sosial masyarakat dapat berjalan dengan baik.
B.Prinsip Etika
1.Responsibilities
2.The Public Interest
3.Integrity
4.Objective and Independence
5.Due Care
6.Scope and Nature Of Services
C.Kerangka Aturan Etika Akuntan Publik Indonesia (IAI-KAP)
1.Independensi,Integritas,Dan Objektivitas
Independensi ; Anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen didalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur salam stndar professional akuntan publik yang telah ditetapkan oleh IAI,yang meliputi independen dalam fakta (in fact) dan penampilan (in appearance)
Integritas Dan Objektivitas ; Anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas,harus bebas dari benturan kepentingan.
2.Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut :
1.Kompetensi Professional
2.Kecermatan dan Keseksamaan Professional
3.Perencanaan dan Supervisi
4.Data relevan yang memadai
Anggota KAP tidak diperkenankan
a.Menyatakan pendapat bahwa laporan keuangan disajikan dengan PABU
b.Menyatakan bahwa ia tidak perlunya modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan tersebut agar sesuai dengan PABU
3.Tanggung Jawab Kepada Klien
Informasi klien yang rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia tanpa sepengetahuan dari klien.
Fee Professional
Besaran Fee anggota dapat bervariasi tergantung resiko penugasan,kompleksitas jasa yang diberikan,tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut.
Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi
Fee Kontijen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan,kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan tersebut.
4.Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi
Anggota wajib memelihara citra professi dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahuli bila akan mengadakan perikatan audit menggantikan akuntan publik pendahulu.
Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai
Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atetasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien,kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan yang dibuat oleh badan berwenang.
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungpkan informasi klien yang rahsia tanpa persetujuan dari klien
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan,promosi dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi
Anggota Kap tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi
Fee referal hanya diperkenankan bagi sesama profesi.
5.Hal Lain Dalam Independensi
Aturan independensi juga diberlakukan untuk keluarga langsung dari seorang akuntan publik
Financial Interest (Hubungan keuangan) dengn klien,dapat terbagi dua yaitu :
Direct Financial Interest : Kepemilikan saham oleh seorang akuntan publik
Indirect Financial Interest : Terjadi apabila terdapat hubungan kepemilikan yang dekat,tetapi tidak langsung antara akuntan publik dengan klien
Close relatives (kerabat)
Bila menjadi anggota Tim Audit,menjadi tidak independent apabila close relatives memegang peranan penting dalam perusahaan klien,atau memiliki financial interest yang tidak material dengan klien
Bila bukan Anggota Tim Audit tetap merupakan partner KAP atau memiliki pengaruh terhadap jalannya audit menjadi tidak independen apabila close relatives memegang peranan penting dalam perusahaan klien.
KAP menjadi tidak independensi apabila terdapat tagihan jasa audit yang belum dibayar oleh klien atas professional service yang diberikan lebih dari satu tahun sebelum tanggal audit report
Unpaid fees dari klien yang bangkrut tidak mempengaruhi independensi.
Diposkan oleh Utami Pramana di 06.48
perusahaan akuntan terbesar
Deloitte
"Deloitte" adalah merek di mana puluhan ribu profesional yang berdedikasi pada perusahaan independen di seluruh dunia bekerja sama untuk memberikan audit, konsultasi, penasehat keuangan, manajemen risiko, dan layanan pajak untuk klien yang dipilih. Perusahaan-perusahaan ini adalah anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited (DTTL), sebuah perusahaan swasta di Inggris terbatas dengan jaminan. Setiap perusahaan anggota menyediakan layanan di daerah geografis tertentu dan tunduk pada hukum dan peraturan profesional dari negara tertentu atau negara tempatnya beroperasi. DTTL sendiri tidak memberikan layanan kepada klien. DTTL dan setiap perusahaan anggota DTTL adalah suatu badan hukum yang terpisah dan berbeda, yang tidak dapat mewajibkan satu sama lain. DTTL dan setiap perusahaan anggota DTTL bertanggung jawab hanya untuk perbuatan mereka sendiri atau kelalaian dan bukan satu sama lain. Setiap perusahaan anggota DTTL terstruktur berbeda sesuai dengan hukum nasional, peraturan, praktek adat, dan faktor lainnya, dan dapat menjamin penyediaan layanan profesional di wilayahnya melalui anak perusahaan, afiliasi, dan / atau badan lain
http://www.linkedin.com/companies/deloitte
Deloitte adalah salah satu dari akuntansi atas dunia dan perusahaan jasa profesional. Perusahaan ini menyediakan jasa audit, pajak, konsultasi dan jasa penasehat keuangan kepada perusahaan dan organisasi.
Di Amerika Serikat, Deloitte LLP adalah perusahaan anggota jaringan global Deloitte Touche Tohmatsu. Seperti DTT, Deloitte LLP tidak memberikan layanan kepada klien. Sebaliknya, layanan ini terutama diberikan oleh anak perusahaan dari Deloitte LLP, termasuk:
* Deloitte & Touche LLP
* Deloitte Consulting LLP
* Deloitte Financial Advisory Services LLP
* Deloitte LLP Pajak
Pada tahun 2010 fiskal, jaringan global $ 26600000000 total pendapatan, naik 1,8% dari tahun sebelumnya.
Divisi menghasilkan US $ 10930000000 pendapatan pada tahun 2010 fiskal. Jasa audit dan resiko perusahaan yang terdiri 34% dari pendapatan AS, 41% dari konsultasi, 21% dari pajak dan 4% dari jasa penasihat keuangan.
Ada 45.730 pegawai di AS terdiri dari: 4295 mitra, kepala sekolah dan direksi; 32.276 staf, dan 9.159 staf Administrasi. Deloitte memiliki 100 kantor AS di 89 kota dan 8.757 CPA.
Pekerjaan telah meningkat di seluruh dunia sekitar 1.000 selama tahun lalu dan oleh 4.000 di AS
Perusahaan ini disebut oleh majalah Fortune sebagai salah satu Perusahaan Terbaik untuk Bekerja Untuk di Amerika.
Sejarah
1833 Pada usia 15, William Welch Deloitte menjadi asisten kepada penerima hak resmi di Pengadilan Kepailitan di Kota London. Ini adalah magang yang ideal pada waktu itu untuk seorang pemuda dengan minat di bidang berkembang pesat akuntansi publik.
1845 akuntansi Deloitte membuka sendiri kantor yang berlawanan Pengadilan Kepailitan di Basinghall Street, London.
1898 George Touche mendirikan perusahaan sendiri di London.
1990 Penggabungan yang menciptakan Deloitte & Touche.
1993 International perusahaan bernama Deloitte Touche Tohmatsu.
2003 organisasi global mengumumkan peluncuran merek baru "Deloitte." Perubahan ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan terkenal di pasar nasional dan global berbagai Deloitte Touche Tohmatsu dan Deloitte & Touche, sementara tetap mempertahankan nama lokal mereka hukum, sekarang akan dikenal dengan merek "Deloitte."
Manfaat
Rencana Medis
PPO dan HMO Rencana ditawarkan, tergantung pada lokasi.
Obat Resep Rencana
Program ini mencakup biaya obat resep bagi para anggota rencana Preferred UnitedHealthcare Penyedia dan Blue Shield rencana Opsi Triple California. Resep boleh diisi di apotik yang berpartisipasi sebesar 20 persen dari biaya penuh atau US $ 10 (umum) / US $ 20 (nama merek), mana yang lebih tinggi. Ada juga mail order obat pilihan yang tersedia. HMO menawarkan resep mereka sendiri cakupan obat.
Gigi Rencana
Kami menawarkan rencana gigi yang meliputi perawatan pencegahan rutin serta prosedur gigi utama. The MetLife Preferred Dentist Program (PDP) menyediakan baik jaringan dan opsi non-jaringan. Beban Covered akan diganti berdasarkan status jaringan penyedia. Secara umum, out-of-saku biaya kurang jika Anda memilih penyedia jaringan.
Kembali ke Atas
Vision Care
Deloitte EyeMed Program Diskon Vision Care menyediakan Anda dan keluarganya yang memenuhi syarat Anda dengan layanan visi diskon dan persediaan. Manfaat meliputi pemeriksaan mata setiap 12 bulan dengan US $ 35 copayment. Frame yang tersedia dengan 50% dari AS pertama $ 130 dan 20% dari saldo lebih dari US $ 130. Lensa juga tersedia di berbagai copayments tergantung pada jenis lensa yang dibutuhkan (lensa kontak sekali pakai tidak tercakup).
Sukarela Vision Care Rencana
Sebuah Sukarela Vision Care Rencana juga ditawarkan yang memberikan manfaat yang lebih besar dengan biaya tambahan. Manfaat bawah Sukarela Vision Care Rencana termasuk copay US $ 10 pada ujian mata, frame tunjangan sebesar $ 100 dengan 20% dari saldo lebih dari $ 100, serta cakupan untuk lensa kontak.
401 (k) Rencana
Ini adalah tabungan sukarela dan rencana investasi, yang dirancang untuk membantu Anda menabung untuk masa pensiun Anda dengan cara pajak efektif. Beberapa rencana meliputi:
- Simpan dan berinvestasi kompensasi Anda sebelum pajak dengan pilihan berbagai macam pilihan investasi, mulai dari konservatif agresif.
- Kontribusi hingga 60 persen dari kompensasi Anda, pajak tangguhan, melalui pemotongan gaji kenyamanan otomatis. kontribusi Anda untuk rencana ini tergantung pada batas maksimum IRS iuran tahunan.
- Akumulasi investasi bebas pajak penghasilan, sedangkan dalam rencana.
- Untuk karyawan dengan setidaknya satu tahun layanan pada akhir tahun rencana, perusahaan akan memberikan 10 persen dijamin cocok kontribusi untuk setiap dolar AS Anda berinvestasi dalam rencana (hingga 6 persen dari gaji Anda). Secara historis kita telah memberi kontribusi kontribusi tambahan sebesar 15 persen selama 10 persen dijamin untuk total 25 persen. kontribusi yang cocok akan segera 100 persen hak.
- Rencana ini memberikan pinjaman dan opsi penarikan in-service.
Rencana Pensiun
Perusahaan ini menyediakan manfaat pasti non-iuran pensiun yang dirancang untuk membantu menyediakan Anda dengan penghasilan setelah Anda pensiun. program pensiun Anda menyediakan:
- Sebuah penghasilan bulanan untuk Anda untuk kehidupan setelah Anda pensiun
- Normal pensiun pada usia 62
- Pensiun pada awal usia 50 dengan 10 tahun
- Pra-pensiun dan imbalan pasca-pensiun kematian dibayarkan kepada pasangan atau penerima dengan pemilihan tertentu
- Akrual manfaat Lanjutan sampai dengan usia pensiun normal jika Anda benar-benar dinonaktifkan, asalkan Anda memenuhi persyaratan tertentu
- Vesting setelah lima tahun pelayanan yang berkesinambungan
Hari Libur
Perusahaan ini menyediakan delapan hari libur yang dibayarkan setiap tahun, yang mencakup satu hari libur kantor ditunjuk lokal (seperti hari setelah Thanksgiving atau Columbus Day).
·
Personal Waktu Off
Waktu pribadi off program menggabungkan liburan Anda, hari sakit dan hari-hari pribadi menjadi satu total, memberikan Anda fleksibilitas untuk menggunakan waktu Anda dari namun Anda inginkan. PTO bekerja pada satu tahun kalender dan tergantung pada posisi Anda dan masa kerja yang memenuhi syarat. Non-Dibebaskan Administrasi Professionals akan menerima 18 hari untuk sampai dengan 5 tahun, 23 hari selama 5 sampai 15 tahun kerja dan 28 hari untuk 15 tahun atau lebih layanan. Layanan Klien Professionals akan menerima 23 hari sampai 15 tahun dan 28 hari untuk 15 tahun atau lebih layanan. Manajer, Manajer Senior dan Direksi menerima 28 hari tanpa pelayanan. Kantor Direksi menerima 30 hari tanpa pelayanan. Layanan Shared Professionals akan menerima 18-28 hari, tergantung pada Tingkat Karir dan masa kerja. PTO diakui secara prorata dari periode pembayaran pertama lengkap. Kelayakan harus dikonfirmasi sebelum akrual PTO. Penggunaan PTO harus disetujui oleh pembimbing.
Diperbarui 3 Oktober 2010
http://nyjobsource.com/deloitte.html
"Deloitte" adalah merek di mana puluhan ribu profesional yang berdedikasi pada perusahaan independen di seluruh dunia bekerja sama untuk memberikan audit, konsultasi, penasehat keuangan, manajemen risiko, dan layanan pajak untuk klien yang dipilih. Perusahaan-perusahaan ini adalah anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu Limited (DTTL), sebuah perusahaan swasta di Inggris terbatas dengan jaminan. Setiap perusahaan anggota menyediakan layanan di daerah geografis tertentu dan tunduk pada hukum dan peraturan profesional dari negara tertentu atau negara tempatnya beroperasi. DTTL sendiri tidak memberikan layanan kepada klien. DTTL dan setiap perusahaan anggota DTTL adalah suatu badan hukum yang terpisah dan berbeda, yang tidak dapat mewajibkan satu sama lain. DTTL dan setiap perusahaan anggota DTTL bertanggung jawab hanya untuk perbuatan mereka sendiri atau kelalaian dan bukan satu sama lain. Setiap perusahaan anggota DTTL terstruktur berbeda sesuai dengan hukum nasional, peraturan, praktek adat, dan faktor lainnya, dan dapat menjamin penyediaan layanan profesional di wilayahnya melalui anak perusahaan, afiliasi, dan / atau badan lain
http://www.linkedin.com/companies/deloitte
Deloitte adalah salah satu dari akuntansi atas dunia dan perusahaan jasa profesional. Perusahaan ini menyediakan jasa audit, pajak, konsultasi dan jasa penasehat keuangan kepada perusahaan dan organisasi.
Di Amerika Serikat, Deloitte LLP adalah perusahaan anggota jaringan global Deloitte Touche Tohmatsu. Seperti DTT, Deloitte LLP tidak memberikan layanan kepada klien. Sebaliknya, layanan ini terutama diberikan oleh anak perusahaan dari Deloitte LLP, termasuk:
* Deloitte & Touche LLP
* Deloitte Consulting LLP
* Deloitte Financial Advisory Services LLP
* Deloitte LLP Pajak
Pada tahun 2010 fiskal, jaringan global $ 26600000000 total pendapatan, naik 1,8% dari tahun sebelumnya.
Divisi menghasilkan US $ 10930000000 pendapatan pada tahun 2010 fiskal. Jasa audit dan resiko perusahaan yang terdiri 34% dari pendapatan AS, 41% dari konsultasi, 21% dari pajak dan 4% dari jasa penasihat keuangan.
Ada 45.730 pegawai di AS terdiri dari: 4295 mitra, kepala sekolah dan direksi; 32.276 staf, dan 9.159 staf Administrasi. Deloitte memiliki 100 kantor AS di 89 kota dan 8.757 CPA.
Pekerjaan telah meningkat di seluruh dunia sekitar 1.000 selama tahun lalu dan oleh 4.000 di AS
Perusahaan ini disebut oleh majalah Fortune sebagai salah satu Perusahaan Terbaik untuk Bekerja Untuk di Amerika.
Sejarah
1833 Pada usia 15, William Welch Deloitte menjadi asisten kepada penerima hak resmi di Pengadilan Kepailitan di Kota London. Ini adalah magang yang ideal pada waktu itu untuk seorang pemuda dengan minat di bidang berkembang pesat akuntansi publik.
1845 akuntansi Deloitte membuka sendiri kantor yang berlawanan Pengadilan Kepailitan di Basinghall Street, London.
1898 George Touche mendirikan perusahaan sendiri di London.
1990 Penggabungan yang menciptakan Deloitte & Touche.
1993 International perusahaan bernama Deloitte Touche Tohmatsu.
2003 organisasi global mengumumkan peluncuran merek baru "Deloitte." Perubahan ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan terkenal di pasar nasional dan global berbagai Deloitte Touche Tohmatsu dan Deloitte & Touche, sementara tetap mempertahankan nama lokal mereka hukum, sekarang akan dikenal dengan merek "Deloitte."
Manfaat
Rencana Medis
PPO dan HMO Rencana ditawarkan, tergantung pada lokasi.
Obat Resep Rencana
Program ini mencakup biaya obat resep bagi para anggota rencana Preferred UnitedHealthcare Penyedia dan Blue Shield rencana Opsi Triple California. Resep boleh diisi di apotik yang berpartisipasi sebesar 20 persen dari biaya penuh atau US $ 10 (umum) / US $ 20 (nama merek), mana yang lebih tinggi. Ada juga mail order obat pilihan yang tersedia. HMO menawarkan resep mereka sendiri cakupan obat.
Gigi Rencana
Kami menawarkan rencana gigi yang meliputi perawatan pencegahan rutin serta prosedur gigi utama. The MetLife Preferred Dentist Program (PDP) menyediakan baik jaringan dan opsi non-jaringan. Beban Covered akan diganti berdasarkan status jaringan penyedia. Secara umum, out-of-saku biaya kurang jika Anda memilih penyedia jaringan.
Kembali ke Atas
Vision Care
Deloitte EyeMed Program Diskon Vision Care menyediakan Anda dan keluarganya yang memenuhi syarat Anda dengan layanan visi diskon dan persediaan. Manfaat meliputi pemeriksaan mata setiap 12 bulan dengan US $ 35 copayment. Frame yang tersedia dengan 50% dari AS pertama $ 130 dan 20% dari saldo lebih dari US $ 130. Lensa juga tersedia di berbagai copayments tergantung pada jenis lensa yang dibutuhkan (lensa kontak sekali pakai tidak tercakup).
Sukarela Vision Care Rencana
Sebuah Sukarela Vision Care Rencana juga ditawarkan yang memberikan manfaat yang lebih besar dengan biaya tambahan. Manfaat bawah Sukarela Vision Care Rencana termasuk copay US $ 10 pada ujian mata, frame tunjangan sebesar $ 100 dengan 20% dari saldo lebih dari $ 100, serta cakupan untuk lensa kontak.
401 (k) Rencana
Ini adalah tabungan sukarela dan rencana investasi, yang dirancang untuk membantu Anda menabung untuk masa pensiun Anda dengan cara pajak efektif. Beberapa rencana meliputi:
- Simpan dan berinvestasi kompensasi Anda sebelum pajak dengan pilihan berbagai macam pilihan investasi, mulai dari konservatif agresif.
- Kontribusi hingga 60 persen dari kompensasi Anda, pajak tangguhan, melalui pemotongan gaji kenyamanan otomatis. kontribusi Anda untuk rencana ini tergantung pada batas maksimum IRS iuran tahunan.
- Akumulasi investasi bebas pajak penghasilan, sedangkan dalam rencana.
- Untuk karyawan dengan setidaknya satu tahun layanan pada akhir tahun rencana, perusahaan akan memberikan 10 persen dijamin cocok kontribusi untuk setiap dolar AS Anda berinvestasi dalam rencana (hingga 6 persen dari gaji Anda). Secara historis kita telah memberi kontribusi kontribusi tambahan sebesar 15 persen selama 10 persen dijamin untuk total 25 persen. kontribusi yang cocok akan segera 100 persen hak.
- Rencana ini memberikan pinjaman dan opsi penarikan in-service.
Rencana Pensiun
Perusahaan ini menyediakan manfaat pasti non-iuran pensiun yang dirancang untuk membantu menyediakan Anda dengan penghasilan setelah Anda pensiun. program pensiun Anda menyediakan:
- Sebuah penghasilan bulanan untuk Anda untuk kehidupan setelah Anda pensiun
- Normal pensiun pada usia 62
- Pensiun pada awal usia 50 dengan 10 tahun
- Pra-pensiun dan imbalan pasca-pensiun kematian dibayarkan kepada pasangan atau penerima dengan pemilihan tertentu
- Akrual manfaat Lanjutan sampai dengan usia pensiun normal jika Anda benar-benar dinonaktifkan, asalkan Anda memenuhi persyaratan tertentu
- Vesting setelah lima tahun pelayanan yang berkesinambungan
Hari Libur
Perusahaan ini menyediakan delapan hari libur yang dibayarkan setiap tahun, yang mencakup satu hari libur kantor ditunjuk lokal (seperti hari setelah Thanksgiving atau Columbus Day).
·
Personal Waktu Off
Waktu pribadi off program menggabungkan liburan Anda, hari sakit dan hari-hari pribadi menjadi satu total, memberikan Anda fleksibilitas untuk menggunakan waktu Anda dari namun Anda inginkan. PTO bekerja pada satu tahun kalender dan tergantung pada posisi Anda dan masa kerja yang memenuhi syarat. Non-Dibebaskan Administrasi Professionals akan menerima 18 hari untuk sampai dengan 5 tahun, 23 hari selama 5 sampai 15 tahun kerja dan 28 hari untuk 15 tahun atau lebih layanan. Layanan Klien Professionals akan menerima 23 hari sampai 15 tahun dan 28 hari untuk 15 tahun atau lebih layanan. Manajer, Manajer Senior dan Direksi menerima 28 hari tanpa pelayanan. Kantor Direksi menerima 30 hari tanpa pelayanan. Layanan Shared Professionals akan menerima 18-28 hari, tergantung pada Tingkat Karir dan masa kerja. PTO diakui secara prorata dari periode pembayaran pertama lengkap. Kelayakan harus dikonfirmasi sebelum akrual PTO. Penggunaan PTO harus disetujui oleh pembimbing.
Diperbarui 3 Oktober 2010
http://nyjobsource.com/deloitte.html
Langganan:
Postingan (Atom)